BONDOWOSO, FaktualNews.co – Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, menyarankan kepada para petani agar lebih fokus mengejar kuantitas atau jumlah dibanding kualitas produksi tembakau dalam tahun ini.
Ketua APTI Kabupaten Bondowoso, Muhammad Yasid menjelaskan, hal itu dikarenakan mulai berubahnya pangsa pasar tembakau dan kebutuhan pabrikan.
“Kita tahu sekarang rokok dengan kualitas premium mulai berkurang. Bahkan pabrik skala besar mulai memproduksi rokok dengan harga jauh lebih murah,”ucap Yasid, Rabu (20/10/2021).
Menurutnya, hal itu menandakan bahwa pabrikan rokok melihat pangsa pasar rokok telah bergeser seiring turunnya daya beli masyarakat.
“Kalau memaksakan produksi premium, bakal kalah saing. Jadi mereka banting setir untuk memproduksi rokok murah agar bisa tetap bertahan,” paparnya.
Yasid memberikan beberapa contoh tanpa menyebut merk. Semisal ada produsen rokok yang dikenal menjual rokok filter harga Rp 25 ribu – Rp 30 ribu per pack di pasaran. Saat ini juga memproduksi versi kretek harga di bawah Rp 10 ribu per pack.
“Nah, petani tembakau harus bisa membaca ini. Jadi, mulai sekarang coba fokus pada kuantitas atau jumlah produksinya. Sebab rokok murah itu tidak menyerap tembakau yang harganya mahal,” sebut warga Desa Pekalangan, Kecamatan Tenggarang ini.
Beberapa bimbingan teknis (Bimtek) telah digelar di internal APTI. Diharapkan cara-cara yang telah dipaparkan bisa sukses diterapkan oleh petani. (awi).