JEMBER, FaktualNews.co – Pada masa panen jagung dan komoditas pertanian lainnya saat ini. Para petani di Kabupaten Jember masih dilanda keresahan. Pasalnya alokasi pupuk subsidi yang diterima, mengalami pembatasan hingga 50 persen.
Menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro, kondisi tersebut dianggapnya mengganggu para petani. Meskipun ada anjuran para petani menggunakan pupuk non subsidi.
“Kenapa resah? Ya tentunya kebutuhan itu (pupuk subsidi), antara alokasi dan realisasinya masih kurang. Tapi kondisi ini tidak kemudian menyalahkan produsen, distributor dan kios,” ujar Jumantoro saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Senin (25/10/2021) sore.
Pasalnya, lanjut Jumantoro, alur distribusi pupuk subsidi juga dinilai sudah sangat ketat dan baik pendistribusiannya.
“Ruwetnya minta ampun ya. Tapi kondisi saat ini alokasi pupuk subsidi ada pengurangan dari kebutuhan Riil petani berkisar 40-50 persen, tentunya petani jadi resah dan gelisah,” sambungnya.
Dengan kondisi ini, kata pria yang juga petani di wilayah Kecamatan Jelbuk ini, pihaknya menerima jika harga pupuk subsidi mengalami kenaikan harga.
“Tentunya dengan harga yang wajarlah untuk pupuk subsidi itu. Tapi tentunya alokasi itu harus cukup,” sergahnya.
Diakui Jumantoro, kondisi terbatasnya pupuk subsidi itu, sudah disesuaikan dengan data dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK).
“Tapi meskipun sudah mengacu pada e-RDKK, masih kurang. Contohnya untuk komoditas jagung. Padahal kondisi riil jagung itu bisa smapai 6-8 kuintal, saat ini harga jagung bagus. Akhirnya banyak yang berlomba memupuk jagungnya,” ucap Jumantoro.
Dikatakan Jumantoro, hal inilah yang membuat petani, menyebabkan kondisi alokasi pupuk subsidi dirasa masih kurang.
Pihaknyapun berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi kebutuhan pupuk.
“Dengan adanya program pupuk bantuan NPK dari pemerintah itu, okelah membantu petani. Kita berterima kasih sekali. Bahkan, kita juga berupaya untuk mengajukan pengajuan pupuk subsidi itu agar bisa menjadi update data di RDKK,” katanya.
Perlu diketahui, dari data yang dihimpun wartawan. Untuk pupuk jenis urea, dalam setahun petani di Jember mendapat subsidi kurang lebih 90 ribu ton. Namun kondisi saat ini, oleh pemerintah dikurangi menjadi kurang lebih 50 persen.
Contohnya, untuk realisasi dari Januari sampai 25 Oktober atau kurun waktu setahun. Petani di Jember hanya mendapat kurang lebih 53.136 ton.
Saat ini sudah terealisasi 46.584 ton atau 88 persen. Namun hal itu masih dirasa kurang oleh petani.