LAMONGAN, FaktualNews.co- Masyarakat Lamongan dan sekitarnya perlu berhati-hati. Pasalnya, praktik penipuan berkedok kelebihan uang transfer kembali bergentayangan. Seperti yang dialami Ismawan (38), warga Surabayan, Kecamatan Sukodadi.
Ia mengaku, beberapa minggu lalu dirinya hampir menjadi korban penipuan berkedok kelebihan uang transfer, dan kasus tersebut kembali berulang. Kali ini menimpa temannya, Suryati warga Plumpang, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
“Tanggal 11 Oktober sing (yang) pernah tak alami. Terus hari ini dialami temanku,” aku Ismawan, Rabu (26/10/2021).
Ia menceritakan, modus pelaku dengan berpura-pura memesan 90 kotak nasi kepada Suryati, karena kebetulan Suryati merupakan pengusaha kuliner. Pemesanan itu dilakukan melalui jarak jauh, menggunakan sambungan telepon serta pesan WhatsApp.
Usai memesan barang, pelaku kemudian dikatakan Ismawan meminta korban menghitung jumlah uang yang harus dibayar. Baru setelah itu, pelaku mengaku telah mentransfernya. Agar korban yakin, pelaku mengirimkan pula foto struk bank tertentu sebagai bukti transferan.
Disinilah aksi penipuan itu berlangsung. Pelaku kata Ismawan, rupanya belum mentransfer uang, sedangkan bukti struk bank diduga palsu.
Tak berhenti disitu saja, Ismawan mengatakan, pelaku juga meminta korban mengurangi jumlah pesanan dari semula 90 kotak nasi menjadi hanya 50 kotak nasi saja.
“90 kotak nasi habis Rp 2,350,000. Habis itu mbak (Suryati) gak jadi mbak cuma 50 kotak nasi. Jadi lebihannya tolong ditransfer ke rekening ini saja,” tandasnya.
Untungnya, Suryati tak kehilangan akal. Ismawan menuturkan bila temannya tak jadi mentransfer balik kelebihan uang yang diakui pelaku. Suryati justru meminta kepada pelaku supaya mengambil secara langsung di kediamannya.
“Durung melbu (ditransfer) kok njaluk transfer balik. (Belum masuk transferannya kok malah meminta kembalian),” pungkasnya.