FaktualNews.co

Ngeri, di Daerah Ini Ada Tradisi Khitan dengan Menggunakan Bambu

Sosial Budaya     Dibaca : 1125 kali Penulis:
Ngeri, di Daerah Ini Ada Tradisi Khitan dengan Menggunakan Bambu
FaktualNews.co/Mufid/
Ilustrasi khitan. Foto: Shutterstock

FaktualNews.co – Sunat atau khitan, memang memiliki berbagai macam manfaat, terutama dalam kesehatan. Salah satu manfaat sunat bagi kesehatan pria adalah membantu menurunkan risiko pria tertular HIV. Hal itu menjadi salah satu alasan pria sebaiknya disunat.

Namun tradisi sunat bisa berbeda-beda di setiap wilayah, misalnya ritual sifon di NTT yang mempraktikkan sunat menggunakan bambu.

Apa itu tradisi sifon?

Dilansir dari hellosehat.com, sifon adalah tradisi sunat yang turun-temurun dianut oleh suku Atoni Meto di daerah Nusa Tenggara Timur. Jika pada umumnya sunat dilakukan saat anak laki-laki masih kecil, sifon ditujukan bagi remaja pria setelah menginjak usia 18 tahun.

Sifon biasanya dilaksanakan pada musim panen dan memakan waktu selama tiga minggu sampai satu bulan lamanya.

Seperti apa prosesi sifon?

Sebelum disunat, sang pemuda akan diminta untuk mengumpulkan dan menghitung batu sesuai dengan jumlah perempuan yang pernah terlibat hubungan seks dengannya. Setelah itu, tukang sunat yang disebut ‘ahelet’ akan meminta pemuda tersebut berendam di dalam air sungai yang mengalir.

Prosesi sifon dilakukan di sungai guna mencegah pemuda tersebut kehilangan banyak darah setelah disunat. Pasalnya, ahelet akan melakukan sunat pakai bambu yang diruncingkan bukannya pakai laser atau pisau bedah steril.

Sunatan akan diawali dengan menjepit kulit kulup pakai bambu. Setelahnya, luka di penis akan dibalut dengan daun kom (daun yang digunakan untuk mengawetkan mayat) dengan tujuan mengurangi perdarahan. Untuk mengganti darah yang keluar, ahelet akan meminta sang pemuda untuk meminum darah ayam dicampur dengan air kelapa.

Ritual kemudian ditutup dengan hubungan seksual dengan tujuan menyembuhkan luka sunat dan membuang kesialan. Hubungan seksual dilakukan dengan perempuan asing yang tidak ada hubungan keluarga maupun kerabat dengan pria tersebut. Sebab, perempuan tersebut dipercaya akan menerima “panas” dari sang pria yang disunat, sehingga tidak boleh berhubungan lagi dengan pria yang sama.

Selain untuk mengusir penyakit dan membawa sial, istilah “panas” juga merujuk pada pembaharuan jiwa menjadi suci seperti pertama kali dilahirkan, sekaligus meminta berkah kesuburan alam. Hubungan seksual dengan perempuan yang tidak dikenalnya juga dipercaya dapat mempercepat proses penyembuhan luka sunat.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid
Sumber
hellosehat.com