Atasi Banjir Tahunan 3 Desa di Sidoarjo, Pemkab Wacanakan Gandeng ITS
SIDOARJO, FaktualNews.co – Tiga desa di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo menjadi langganan banjir, bahkan hingga saat ini masih belum ada solusi penanganan yang tepat.
Persoalan banjir di tiga desa yaitu Kedungbanteng, Banjarasri dan Banjarpanji itu tengah menjadi perhatian pemkab setempat. Namun upaya itu masih sekadar wacana.
Pihak pemkab rencananya menggandeng ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengklaim banjir tersebut berkaitan dengan cara memanajemen air. Menurut dia, hal pertama yang akan dilakukan adalah menentukan titik terendah tanah di tiga desa tersebut.
“Yang pertama kali harus dipetakan adalah menentukan ujung dari titik terendah itu, kemudian diarahkan ke avoer-avoer terdekat, salah satu yang memungkinkan adalah avoer Penatarsewu,” akunya ketika mengunjungi Desa Kedung Banteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Minggu (7/11/2021).
Muhdlor juga mengklaim tiga desa tersebut setiap tahun mengalami penurunan tanah yang cekung menjadikan tiga desa tersebut tujuan aliran air hujan, sehingga menjadi penyebab banjir terjadi di tiga desa itu.
“Posisi tiga desa ini seperti mangkok, setiap tahun selalu terjadi penurunan di sana. Air pasti mencari tempat yang lebih rendah,” ujarnya.
Gus Muhdlor mengatakan secepatnya koordinasi penanganan banjir Kedungbanteng akan dilakukan. Dirinya juga akan melihat langsung kondisi avoer Penatarsewu dan jika diperlukan akan dilakukan normalisasi.
“Secepatnya kita lakukan mapping serta pengerjaan langsung penarikan air terutama Desa Kedungbanteng dan Banjarasri untuk secepatnya bisa dilarikan ke Penatarsewu,” ungkapnya.
Namun semua itu, aku Muhdlor, masih membutuhkan waktu dan hitungan yang matang. Bila tidak, penarikan air melalui pompa penyedot bisa sia-sia.
“Oleh karena itu pemetaan ini penting, beberapa hari kedepan akan diagendakan bertemu dengan ITS, BPBD, balai besar dan tiga desa terdampak,”ucapnya.
Meski demikian, untuk mengantisipasi banjir melanda, Muhdlor mengaku tengah mengalokasikan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Anggaran tersebut dapat diberikan bila ada kejadian.
“Kalau ada tanda-tanda banjir, BTT itu akan kita kucurkan agar desa secepatnya mengadakan pompa. Desa dapat menggunakan anggaran tersebut untuk pembelian pompa air yang tidak dianggarkan sebelumnya,” ucapnya.