BANYUWANGI, FaktualNews.co – Harga panen porang di Banyuwangi anjlok hingga 50 persen. Untuk mengatasi terpuruknya harga tersebut, petani minta Dinas Pertanian Banyuwangi hadir di tengah keresahan petani porang.
Giyono, petani porang asal Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mengatakan, dengan anjloknya harga porang tersebut, pihaknya meminta dinas terkait untuk berperan mengatasi harga porang.
“Selama ini meskipun sudah banyak petani porang di Songgon, Dinas Pertanian pun sama sekali belum memberikan perhatian, jadi kami masih mandiri. Tentunya kami berharap agar Dinas Pertanian memberi perhatian dan arahan, membantu mencarikan line market agar petani porang juga bisa lebih berkembang,” katanya Senin (8/11/2021).
Sebgaiamana diketahui, harga porang saat ini hanya mencapai Rp 6 ribu per kilogramnya.
“Tahun lalu itu kisaran Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu. Saat ini anjlok berkisar di Rp 5 ribu Rp 6 ribu per kilogram,” imbuhnya.
Rendahnya harga jual ini membuat petani porang di Banyuwangi merugi, dikarenakan biaya tanam hingga panen tidak sebanding dengan harga jualnya.
Karena anjloknya harga tersebut, petani porang terpaksa memperlambat masa panen sampai harga stabil,
“Sehingga petani mencari harga yang pas, akhirnya panen diperlambat,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan pengepul porang Muhammad Zunaidi yang juga warga Songgon, Banyuwangi. Ia membenarkan bila tahun ini harga porang merosot bebas di angka Rp 5 ribu per kilogramnya.
“Padahal di tahun 2020 meskipun saat genting gentingnya pandemi Covid-19 tapi harga porang per kilogram masih bisa mencapai Rp 13 ribu. Namun di awal tahun 2021 mulai menurun di angka Rp 8 ribu, akhir bulan Juli, harganya semakin merosot di angka Rp 5 ribu. Tidak hanya harga umbi, harga katak atau bibit juga turun,” pungkasnya.