JOMBANG, FaktualNews.co – Tidak ada suara yang lebih indah melebihi keindahan suara bacaan Al Qur’an. Tiada yang lebih menenteramkan saat didengar kecuali mendengarkan lantunan ayat-ayat Qur’an. Inilah fitrah manusia sesungguhnya. Bacaan Al Qur’anlah yang telah meluluhkan hati Umar bin Khattab yang sebelumnya keras menjadi lembut.
Bacaan Al Qur’anlah yang menjadi jalan pembuka baginya memeluk Islam, bahkan kelak di kemudian hari Umar menjadi khalifah selanjutnya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir : 29-30).
Allah juga berfirman,
اَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا
“Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan).” (QS. al-Muzammil : 4).
Mengutip tausiyah KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dijelaskan bahwa Al Qur’an adalah karunia yang sangat besar dari Allah untuk kita. Setiap karunia Allah wajib kita syukuri. Karena itu, Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini mengatakan, salah satu cara mensyukuri kehadiran Qur’an adalah dengan membacanya.
Selain bernilai ibadah, membaca Qur’an bisa membuat hati kita jauh lebih tenang. Ini karena dengan membacanya berarti kita sedang berdzikir mengingat Allah SWT. Sedangkan barangsiapa mengingat Allah maka hatinya akan diliputi dengan ketenangan.
Banyak orang bersusah-payah, mengeluarkan banyak uang demi mencari ketenangan. Ada yang membuat vila di pegunungan yang sunyi, ada yang melakukan perjalanan ke tempat-tempat terpencil, dan lain sebagainya demi meraih ketenangan. Padahal ketenangan datang dari hati yang jernih, hati yang senantiasa terpaut kepada Allah, hati yang senantiasa mengingat-Nya.
Allah SWT telah berfirman,
اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’du : 28).
Al Qur’an berisi firman Allah yang menjadi pedoman hidup agar kita selamat dalam perjalanan di dunia ini. Kita meyakini Al Qur’an akan mendatangkan keselamatan. Kita yakin Quran berisi kebenaran, tetapi sayang sekali masih banyak di antara kita yang jarang sekali menyentuh al-Quran untuk membuka dan membacanya.
Masih banyak di antara kita yang karena sibuk dengan urusan dunia, sehingga dalam seminggu bisa dihitung dengan lima jari saja kegiatannya membaca Al Qur’an. Bahkan, banyak juga yang dalam seminggu tidak sempat sama sekali membaca Al Qur’an. Subhanallah!
Orang yang membaca Al Qur’an itu bagaikan sedang melakukan perniagaan atau bisnis dan selalu mendapatkan keuntungan, jauh dari kerugian. Bagaimana bisa mengalami kerugian jika Rasulullah bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dikali sepuluh kebaikan semisalnya, dan aku tidak mengatakan ‘aliflammiim’ itu satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Masya Allah! Sungguh besar keutamaan dari membaca Al Qur’an. Tidak ada kerugian sedikit pun dari melakukannya. Bahkan ganjaran yang besar ini berlaku bagi siapa pun yang membaca Al Qur’an, baik dia itu memahami yang ia baca atau pun belum bisa memahaminya.
Jika kita bisa berlama-lama memegang ponsel, jika kita bisa berlama-lama membuka-buka sosial media meski tanpa keperluan tertentu. Jika kita bisa berlama-lama ngobrol dengan teman-teman di layar ponsel kita meski tanpa topik yang jelas atau penting. Maka mengapa kita berat untuk berlama-lama dengan Al Qur’an yang merupakan pesan-pesan dari Allah SWT dan pasti mendatangkan kebaikan? Jika kita tidak bisa berlama-lama, maka mengapa kita tidak sempat sebentar saja melantunkan ayat-ayat Al Qur’an?
Mungkin sebagian orang beralasan ia tidak membaca Al Qur’an karena tidak lancar membacanya. Padahal Rasulullah bersabda, “Seorang yang lancar membaca Al Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa taat kepada Allah SWT. Ada pun yang membaca Al Qur’an secara terbata-bata di dalamnya dan sulit baginya bacaan tersebut, maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).
Pesan dari baginda Nabi ini merupakan motivasi bagi kita agar terus meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an, dan tidak patah semangat atau putus asa manakala masih terbata-bata dalam membacanya. Karena sesungguhnya dalam dua keadaan tersebut, lancar atau pun terbata-bata, tetap mendapatkan karunia dari Allah SWT berupa ganjaran kebaikan yang besar.
Jika kita menyadari bahwa diri ini termasuk orang yang masih belum lancar membaca Al Qur’an. Maka segerakan untuk belajar lebih banyak ilmu tajwid dan makharijul huruf. Lancar membaca Al Qur’an bukan hanya keperluan bagi para imam salat, para ustaz atau para ulama. Lancar membaca Al Qur’an adalah keperluan kita semua selaku umat Islam. Kemampuan membaca Al Qur’an adalah ciri dari orang yang senantiasa bertekad untuk dekat dengan Allah SWT.
Jauhkan rasa minder hanya karena masih belum lancar membaca Al Qur’an. Buang jauh-jauh rasa gengsi hanya gara-gara tempat kita belajar adalah orang yang lebih muda dari kita, atau keadaannya tidak lebih baik dari kita. Perasaan minder dan gengsi belajar Al Qur’an adalah perasaan yang menjerumuskan kita pada penyesalan di kemudian hari. Milikilah tekad pantang menyerah belajar Al Qur’an. Karena sungguh semakin kita mengakrabi Al Qur’an, semakin Al Qur’an menjadi penentram dan penyelamat bagi kita.
Rasulullah bersabda,“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim).
Wallahu A’lam.