FaktualNews.co

Minyak Goreng Melambung, Pengusaha Kerupuk di Kediri Kelabakan

Ekonomi     Dibaca : 545 kali Penulis:
Minyak Goreng Melambung, Pengusaha Kerupuk di Kediri Kelabakan
FaktualNews.co/Moh Muajijin
Dua pekerja di Kediri sedang menggoreng krupuk, Jumat (12/11/2021).

KEDIRI, FaktualNews.co – Harga minyak goreng yang sejak sebulan terakhir terus melambung, menjadi ancaman bagi pengusaha kerupuk di Kelurahan Ngronggo Kecamatan/ Kota Kediri.

Kenaikan harga minyak goreng yang saat ini tembus 19 ribu per liternya, membuat pengusaha benar-benar kelabakan.

Pengusaha kerupuk, Herman (50) warga Kelurahan Ngronggo, mengaku sejak dua minggu terakhir ia mengurangi jumlah produksinya hingga 50 persen. Pria yang sebelum kenaikan harga minyak goreng tersebut mampu menghabiskan krecek 2 kuintal per hari, kini hanya 1 kuintal perhari.

“Terpaksa mengurangi hasil produksinya mas. Karena keuntungannya juga menipis dan bisa dibilang impas. Jika sebelumnya per 25 kilogram kerupuk mentah mampu meraup untung 150 ribu bersih, kini hanya 50 ribu rupiah, itupun masih kotor karena jika kerupuknya banyak yang pecah, maka untungnya juga berkurang,” kata Herman, di sela-sela aktivitasnya mengemas kerupuk, Jumat (12/11/2021).

Tak hanya itu, kondisi pengusaha kerupuk juga diperparah dengan naiknya harga plastik pembungkus yang mencapai 20 persen.

“Harga plastik kemasan yang awalnya 31 ribu perkilo, kini naik menjadi 38 ribu rupiah per kilonya.  Agar tetap bisa bertahan terpaksa kami mengurangai isi kerupuk yang mereka jual. Karena jika menaikkan harga, kami khawatir justru pelanggan akan beralih ke yang lain,” tambah Herman.

Herman menambahkan, jika harga minyak goreng terus naik, tidak menutup kemungkinan usahanya bisa tutup. Karena  dengan harga minyak goreng mencapai 19 ribu per liter dari agen saat ini, keuntungan yang didapat hampir impas.

“Jika harga minyak goreng terus melambung, bisa saja usaha yang sudah berjalan sejak 17 tahun silam akan gulung tikar. Karena selama pandemi covid-19 kami telah mengurangi karyawannya dari 15 orang menjadi 5 orang.  Hal ini akibat sepinya permintaan,” ungkap Herman. (aji)

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh