KEDIRI, FaktualNews.co – Di tengah masa pandemi covid-19, saat ini sebanyak 128 kasus DBD ditemukan di Wilayah Kabupaten Kediri. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut, tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten mulai awal tahun 2021 hingga bulan November ini.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dengan kasus DBD ini. Apalagi, saat musim penghujan rawan adanya genangan yang menjadi tempat nyamuk aedes aegypti berkembang.
“Jangan sampai demam berdarah ini menjadi ancaman baru di tengah masa pandemi Covid ini,” katanya Minggu (14/11/2021).
Untuk mewaspada ancamani penyebaran DBD, Mas Dhito begitu panggilan akrabnya menyatakan, pemerintah melakukan upaya preventif untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD. Pun demikian, dia mengajak masyarakat untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Pastikan lingkungan bersih dan tidak banyak genangan di tempat-tempat sampah, dan tempat lain yang berpotensi timbulnya genangan,” tuturnya.
Sementara pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib menambahkan, data kasus DBD yang dihimpun Dinas Kesehatan dari 128 kasus, dua di antaranya pasien meninggal dunia. Karena potensi ancamannya yang tinggi, Ahmad Chotib meminta di musim penghujan ini, DBD harus terus diwaspadai.
“Memang sekarang belum meningkat, namun potensinya sangat tinggi. Karena tahun lalu puncak demam berdarah terjadi pada musim penghujan,” terang Ahmad Chotib,Minggu (14/11/2021).
Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk aktif melakukan perilaku hidup sehat serta menjalankan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Sementara itu, Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang ada di desa-desa pun diharapkan terus aktif.
“Yang kita harapkan adalah kader jumantik ini selalu survei ke rumah-rumah agar tidak ada jentik-jentik yang tumbuh,” pungkas Chotib. (aji)