FaktualNews.co

Imunisasi PCV Bayi di Sidoarjo Tersendat, Dampak Pandemi Covid-19

Kesehatan     Dibaca : 784 kali Penulis:
Imunisasi PCV Bayi di Sidoarjo Tersendat, Dampak Pandemi Covid-19
FaktualNews.co/Nanang.
Petugas medis di Puskesmas Sidoarjo, ketika hendak memberikan imunisasi PVC kepada bayi yang tengah di gendong ibunya.

SIDOARJO, FaktualNews.co – Pelaksanaan imunisasi PCV (Pneumokokus Konjugasi Vaksin) bagi bayi di Kabupaten Sidoarjo tersendat. Demikian ini  karena faktor pandemi Covid-19 yang sedang melanda saat ini.

Berdasarkan data dari Dinkes Sidoarjo, jumlah bayi yang menjadi sasaran imunisasi PVC ada sekitar 17.716 bayi. Namun realisasi pemberian imunisasi PCV tingkat 1 perbulan September 2021 hanya 5.066 bayi atau 28,6 persen.

“Realisasi imunisasi PCV sedikit terhambat dalam praktiknya karena ada PPKM dan pendemi covid-19,” ucap Muhammad Athoillah MM, Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Senin (15/11/2021).

Mantan Kepala Puskesmas Kota Sidoarjo itu mengungkapkan, imunisasi PCV bagi bayi sangat penting disamping imunisasi lainnya. Sasaran imunisasi ini, sambung dia, adalah bayi yang lahir mulai April 2021.

“Bayi-bayi itu akan mendapatkan tiga kali suntikan di usia 2,3 dan 12 bulan,” ucapnya.

Untuk bisa mendapat imunisasi PVC, orang tua dapat mendatangi Puskesmas, posyandu, rumah sakit daerah (RSD) dan fasyankes lainnya. “Syaratnya mudah saja, bawa buku imunisasi, datang ke Puskesmas terdekat, nanti ada penjelasan dan jadwal. Biaya imunisasi gratis,” katanya.

Meski pandemi Covid, lanjut dr Athoillah, jangan lupa pentingnya imunisasi dasar dan imunisasi PCV. “Harap ke lokasi pemberian imunisasi PCV di Puskesmas-Puskesmas, agar anak-anak terhindar dari pneumonia,” ajak dr Athoillah.

Dampak Jika Tidak Lakukan Imunisasi PVC Bagi Bayi

Imunisasi PVC bagi bayi sangat penting untuk mencegah penyakit pneumonia (radang paru) akibat infeksi bakteri Pneumokokus. Itu karena bila dibiarkan, bakteri Pneumokokus bisa menyebar dan memicu beragam komplikasi pada bagian kepala bayi.

“Bila pneumokokus lari ke otak, menyebabkan meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang),” kata Sekretaris Eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dr Julitasari Sundoro dalam talk show di radio.

Untuk pencegahan yang paling efisien biaya, menurut Julita, adalah dengan cara imunisasi PCV (Pneumokokus Konjugasi Vaksin). Upaya lain melalui perilaku hidup bersih dan sehat.

“Misalnya mencegah kepadatan hunian dan polusi di dalam rumah. Juga mengurangi terpapar asap rokok (perokok pasif), mengkonsumsi makanan bergizi dan promosi ASI eksklusif bagi bayi hingga usia 6 bulan,” jelas dia.

Imunisasi PCV, lanjut Julita, sudah lama ada di rumah sakit dan harus membayar dengan biaya sekitar Rp 1 juta sekali suntik. Namun, pemerintah tengah menyiapkan imunisasi PCV untuk seluruh wilayah Indonesia, dimulai di delapan kota/kabupaten di Jawa Timur dan enam kota/kab di Jawa Barat.

“Rencananya pada 2022 dijadikan imunisasi wajib untuk seluruh wilayah Indonesia,” pungkas dokter pemerhati vaksin ini.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin