FaktualNews.co

RS Siloam Jember Digeruduk Warga, Pertanyakan Tarikan Biaya Pasien Covid-19

Peristiwa     Dibaca : 1231 kali Penulis:
RS Siloam Jember Digeruduk Warga, Pertanyakan Tarikan Biaya Pasien Covid-19
FaktualNews.co/Hatta.
Andreas (baju putih) saat melakuka mediasi soal penanganan pasien Covid-19 di RS Siloam Jember.

JEMBER, FaktualNews.co – Puluhan warga mendatangi Siloam Hospital (RS Siloam) di Jalan Gajah Mada Lingkungan Kebon Kidul, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember, Senin (15/11/2021) petang. Mereka memenuhi teras depan rumah sakit.

Maksud kedatangan puluhan warga itu, untuk meminta klarifikasi kepada pihak rumah sakit. Terkait biaya perawatan rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19. Sebab, pihak rumah sakit meminta kepada pihak keluarga pasien biaya perawatan sekitar Rp 49 Juta.

“Saya bersama dengan banyak orang dari LSM GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) bermaksud untuk meminta klarifikasi dari Rumah Sakit Siloam Jember, saat merawat mama saya yang pernah dirawat karena terkonfirmasi positif Covid-19. Sekitar bulan Juli 2021 kemarin dan dirawat kurang lebih selama 4 hari di rumah sakit. Saat itu ada biaya total kurang lebih Rp 49 juta. DP Rp 20 juta, juga biaya perawatan lain-lain Rp 29 juta,” kata anak pasien Andreas saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Andreas mengatakan, untuk biaya tersebut awal dirinya diminta uang DP agar mendapat perawatan di rumah sakit bagi ibunya Tjong Lau Fong (70) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian baru bisa menjalani perawatan di Rumah Sakit Siloam.

Padahal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4344/2021 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Corona Virus Disease (Covid-19) Bagi Rumah Sakit Penyelenggara Pelayanan Covid-19. Seluruh biaya perawatan pasien Covid-19 di tanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

“Saat itu kondisi Covid parah-parahnya, dan ibu saya butuh perawatan dan pelayanan, sehingga saya bawa ke rumah sakit Siloam. Masuk dimintai DP dan tidak diberitahu jika ada pertanggungan dari pemerintah. Kita ya ngikut aja (agar dapat perawatan). Tapi ternyata setelah saya tahu, soal biaya perawatan pasien Covid ditanggung pemerintah. Saya saat itu tanya ke rumah sakit dan tidak ada kejelasan. Beberapa kali saya tanya padahal,” ungkapnya.

Karena tidak mendapat klarifikasi yang baik dari pihak rumah sakit. Dirinya pun kembali mendatangi rumah sakit lagi.

“Tentunya saya harus tahu ada apa di rumah sakit. Apalagi saya bayar penuh saat itu. Tidak hanya saya, tapi juga ada teman saya yang saya kenal tiga orang. Bilang malah katanya ditolak waktu itu (untuk mendapat perawatan pasien Covid-19).  Intinya (diduga pihak rumah sakit sengaja) melakukan pemungutan (dengan memanfaatkan) pasien Covid,” ucap pria warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari itu.

“Padahal kan semua ditanggung pemerintah,” imbuhnya.

Andreas mengaku kecewa dengan tindakan rumah sakit yang dianggap memanfaatkan untung dari pandemi Covid-19. Pihaknya pun berharap agar pihak rumah sakit Siloam mengembalikan uang perawatan rumah sakit bagi ibunya.

Terkait klarifikasi yang dilakukan olehnya itu, lanjut Andreas, dilakukan proses mediasi dengan pihak manajemen RS Siloam Jember.

“Kalau sekarang Alhamdulillah ibu saya sudah sehat. Katanya sih nanti dari (RS) Siloam saat mediasi tadi akan diklaimkan (agar uang perawatannya kembali). Tapi ini kan tidak jelas. Saya tanya sejelas-jelasnya ini prosesnya bagaimana? Apa benar kalau mau dapat perawatan harus DP dulu baru diklaimkan. Tapi mediasi tadi gak selesai,” katanya.

“Sekarang kalau benar ditanggung oleh pemerintah. Kan tidak perlu ada biaya perawatan ataupun DP. Mengingat kondisi pandemi ini sekarang kan ekonomi sulit. Terlebih lagi tidak semua masyarakat kan mampu. Apalagi saya waktu itu kesusahan sampai cari utangan,” bebernya.

Lebih jauh Andreas mengatakan, karena ketidakmampuan saat itu terkait ekonomi yang sulit. Ditambah ibunya harus mendapat perawatan. Ia mengatakan, untuk perawatan di RS Siloam hanya dijalani singkat.

“Saat itu ibu saya hanya dirawat 4 hari di Siloam. Setelah itu saya bawa (pindah) ke RS Jember Klinik. Malah di sana gak bayar, gratis semuanya selama 2 minggu lebih (perawatan). Sedangkan di RS Siloam malah bayar, saat saya tanya malah tidak bisa dijelaskan,” ulasnya.

“Kalau masalah ini tidak selesai, akan saya laporkan ke dewan. Bahkan kalau perlu saya bawa ke DPR RI,” imbuhnya.

Terpisah Wadir Yanmed (Pelayanan Medis) Siloam Hospital dokter Gresisce Manegeng mengatakan, terkait keluhan dari keluarga pasien Covid-19 yang pernah dirawat di rumah sakitnya. Untuk saat ini pihaknya belum bisa memberikan klarifikasi secara jelas.

“Malam ini yang bisa saya sampaikan. Saat ini saya masih melakukan proses mediasi dengan keluarga pasien yang difasilitasi salah satu LSM,” kata wanita yang akrab dipanggil Grace itu.

Terkait keluhan yang dialami keluarga pasien itu, lanjut Grace, masih dilakukan pendalaman untuk nantinya dapat memberikan informasi yang jelas.

“Untuk saat ini kami masih belum bisa banyak memberikan informasi lebih lanjut. Karena masih dilakukan mediasi. Terima kasih,”pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin