SURABAYA, FaktualNews.co – Menyusul kekalahan dalam adu pinalti dengan Iran dalam pertandingan bola wanita, pejabat Yordania meminta Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk melakukan penyelidikan terkait jenis kelamin penjaga gawang tim Iran, Zohreh Koudae.
Tim sepak bola wanita Yordania dan Iran, pada ajang yang digelar 25 September 2021 lalu, sebelumnya bermain imbang tanpa gol. Kedua tim harus menjalani adu pinalti untuk menentukan siapa yang berhak lolo ke Piala Asia Wanita 2022.
Dalam pertandingan tersebut tim Yordania difavoritkan untuk memenangkan pertandingan. Tapi nasib berkata lain, kiper Iran Zohreh Koudae berhasil menyelamatkan dua tendangan penalti. Kemenangan 4-2 dikantongi tim Iran dan dengan demikian berhak melenggang ke ajang Piala Asia Wanita.
Sayangnya, cerita tidak berakhir di sini. Pejabat Yordania sejak itu kekalahan itu kemudian meminta Konfederasi Sepak Bola Asia untuk menyelidiki apakah penjaga gawang Iran itu benar-benar seorang wanita.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Yordania, Pangeran Ali bin al-Hussein, men-tweet sebuah surat resmi kepada AFC yang meminta pemeriksaan verifikasi gender pada Zohreh Koudae, menunjukkan bahwa kiper tim Iran adalah seorang pria yang menyamar sebagai seorang wanita.
Yordania menuduh bahwa Iran memiliki sejarah masalah gender dan doping. Karena itu, cukup beralasan bila Yordania menuntut agar AFC menindaklanjuti permintaan penyelidikan tersebut.
Merespon pernyataan tersebut, pejabat Iran dengan tegas menolak tuduhan mengenai jenis kelamin Koudae.
Tak hanya itu, Iran balik menuding, apa yang dilakukan Yordania merupakan sportivitas yang buruk dan hanya mencari-cari alasan atas kekalah dalam pertandingan yang memfavoritkan Yordania tersebut.
Pelatih tim sepak bola wanita Iran, Maryam Irandoost, meminta para penggemar tidak khawatir, karena tuduhan Yordania tersebut tidak memiliki dasar.
“Staf medis telah dengan cermat memeriksa setiap pemain di tim nasional dalam hal hormon untuk menghindari masalah dalam hal ini, jadi saya memberi tahu semua penggemar untuk tidak khawatir,” kata Irandoost.
“Kami akan memberikan dokumentasi apa pun yang diinginkan Konfederasi Sepak Bola Asia tanpa membuang waktu. Tuduhan ini hanya alasan untuk tidak menerima kekalahan melawan tim nasional wanita Iran,” jelas Irandoost.
Menurut Al Arabiya, Iran telah dituduh menggunakan pemain pria di tim sepak bola wanita sebelumnya. Pertanyaan muncul tentang jenis kelamin penjaga gawang tim nasional pada tahun 2010 juga, dan pada tahun 2015, tidak kurang dari delapan pemain di tim sepak bola wanita Iran diduga adalah pria yang menunggu untuk mendapatkan operasi penggantian kelamin.