Peristiwa

Diduga Bunuh Diri, Pria Jombang yang Mencebur ke Sungai Brantas Belum Ditemukan

JOMBANG, FaktualNews.co – Seorang pria bernama Imam Tohari (50) warga Desa Pagerwojo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang yang dikabarkan mencebur ke Sungai Brantas pada Selasa (30/2021) sore, hingga Rabu (1/12/2021) siang masih belum ditemukan.

Warga dan tim SAR (Search And Rescue) BPBD Kabupaten Jombang telah berusaha mencari di lokasi dia mencebur Sungai Brantas di Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo serta menyisir area sekitarnya.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Syamsul Bahri mengatakan bahwa aksi nekat Imam Tohari diketahui oleh pengemudi perahu penyebeangan yang berada di sekitar lokasi saat kondisi hujan deras.

“Tukang penyeberangan perahu saat itu dari arah barat menyeberang ke timur (Nganjuk-Jombang), mengingatkan korban untuk tidak berdiri di pinggir sungai. Tapi korban tiba-tiba mencebur ke sungai yang saat itu arus airnya sedang deras,” tutur Syamsul, Rabu (1/12/2021).

“Warga berusaha menyelamatkan korban. Tapi korban tidak selamat hingga hanyut tidak terlihat,” katanya.

Saat ini tim SAR yang dipimpin oleh Chrise Ardytara masih berusaha melakukan pencarian dengan melakukan penyisiran dan bermanuver memakai perahu karet di sekitar lokasi kejadian.

“Metodenya adalah penyisiran sisi kiri dan kanan sungai. Kemudian kita lakukan circle atau manuver, itu kita berputar-putar tujuannya agar korban terbawa naik,” jelas Chrise Ardytara.

Kronolgi kejadian menurut saksi

Dikutip dari KabarJombang.com, saksi mata, Hadi Siswoyo menuturkan, sebelum menceburkan diri ke sungai brantas, Imam nampak mondar mandir seharian disekitar tambangan.

Korban yang hanya memakai sarung dengan setelan kaus, nampak duduk termenung di bibir sungai sembari sesekali mencuci muka sebelum akhirnya masuk ke sungai.

“Awalnya korban mondar-mandir di sekitar tambangan, kemudian duduk termenung di tepi sungai. Lantas cuci muka dan tiba-tiba saja melompat ke Sungai Brantas,” kata Hadi, Rabu (1/12/2021).

Hadi mengaku saat itu dia tidak berani menolong Imam karena kondisi sedang hujan serta air Sungai Brantas cukup derass.

“Saya sempat teriaki, tapi dia semakin ke tengah, sudah. Saya enggak berani menolong lagi, arusnya sungai pas deras, sampai dekat tambangan Klaci korbannya baru tidak kelihatan lagi,” tutur Hadi.

 

***

Berita ini tidak bermaksud menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, sebaiknya segera berkonsultasi ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, agamawan ataupun klinik kesehatan mental.