13 Orang Meninggal karena Erupsi Semeru, BPBD Jatim: Total 5.205 Jiwa Terdampak
SURABAYA, FaktualNews.co – Ribuan warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, per 5 Desember 2021 pukul 07.00 WIB, tercatat ada 5.205 jiwa, 13 di antaranya ditemukan meninggal dunia.
Salah satu korban meninggal diketahui bernama Poniyem (50). Warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo ini tertimpa guguran awan panas ketika berlari menyelamatkan diri.
“Informasinya seperti itu, saat ini jenazah (korban) sudah dibawa ke rumah sakit terdekat,” terang petugas Pusdalops BPBD Jatim, Ari Herlambang kepada FaktualNews.co, Minggu (5/12/2021).
Selain korban meninggal, lanjut Ari, tercatat ada sembilan orang dinyatakan hilang dan 45 orang mengalami luka bakar karena terpapar semburan abu panas Gunung Semeru. “(Total) yang terdampak itu ada sekitar 5.205 jiwa. Nanti akan kita update lagi perkembangannya,” ucap Ari.
Selain korban jiwa, hilang maupun luka-luka, Ari merinci, terdapat 20 orang lagi masih dalam proses evakuasi oleh petugas gabungan. “Untuk korban selamat yang saat ini tinggal di tempat-tempat pengungsian, jumlahnya mencapai lebih dari dua ribu jiwa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diberitakan mengalami erupsi, Sabtu sore (4/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, terjadi guguran lava pijar yang teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
“Erupsi Gunung Semeru terjadi sekitar pukul 14.50 WIB. Erupsi terekam pada seismografi dengan amplitudo maksimun 22 mm dan durasi 5160 detik,” kata petugas PVMBG, Yuda Prinardita Pura dikutip dari Magma Indonesia.
* Berikut rincian jumlah warga terdampak yang tercatat di BPBD Jatim:
- Balai Desa Sumberwuluh: 220 jiwa
- Balai Desa Penaggal: 252 jiwa
- Desa Supit Urang: 900 jiwa
- Desa Oro Oro Ombo: 290 jiwa
- Kamar Kajang: 350 jiwa
- Balai Desa Pasirian: 66 jiwa
Catatan: Data korban jiwa bersifat sementara, masih bisa berubah setiap saat berdasarkan perkembangan di lapangan