Politik

Panitia Konfercab Ansor Kabupaten Mojokerto Wacanakan Pakta Integritas Bebas Politik Uang

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Mojokerto yang direncakan dihelat 12 Desember mendatang, panitia mewacanakan pakta intergritas bebas money politics (politik uang).

Konfercab XVII mendatang dipusatkan di Wisma PCNU Kabupaten Mojokerto, Jalan RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dengan tema ‘Konsisten Mengawal Kiai dan NKRI.

Ketua Panitia Konfercab PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto ke-XVIII M Anshor Ibnu Ridho mengungkapkan, panitia masih akan merumuskan tata tertib (tatib) dan persyaratan Konfercab.

Seperti yang diamanatkan dalam peraturan organisasi (PO) hasil Konferensi Besar (Kombes).

”Kami sudah membentuk tim perumus untuk merumuskan itu (tatib dan persyaratan),” katanya. Dari wacana perumusan itu, lanjut Anshor, sejauh ini memang sudah ada ketentuan dan persyaratan yang nantinya turut dipenuhi bacalon, sebelum ditetapkan sebagai calon.

Tak kalah penting adalah perihal persyaratan mengantongi rekomendasi dari PAC dan ranting. Mengacu pada PO, terang dia, jika dalam satu kabupaten/kota terdapat 11 hingga 20 PAC, maka bacalon wajib memegang/diusung oleh minimal 3 rekomendasi PAC.

Selebihnya, untuk kabupaten/kota yang wilayahnya tercatat terdapat 101 ranting ke atas, setidaknya bacalon juga harus mendapat dukungan minimal 20 ranting.

”Kalau mengacu daerah lain memang begitu. Nah, di Kabupaten Mojokerto nantinya seperti apa, tim perumus yang akan mematangkan itu,” tandasnya. Dalam catatan PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto, sejauh ini, diketahui terdapat 20 PAC dengan jumlah 314 ranting.

”Dengan demikian, bila mengacu hal tersebut, syaratnya adalah bacalon harus didukung minimal 3 PAC plus 20 ranting,” tegas dia. Itu pun, lanjut Anshor, panitia tetap mempertimbangkan nilai akreditasi PAC dan ranting.

Bagi PAC yang mengantongi nilai akreditasi A, secara otomatis memiliki 2 hak suara. Sedangkan yang memegang nilai B hanya mendapat jatah 1 suara.

”Yang nilainya C dan seterusnya, tetap kami undang sebagai peserta. Nantinya, mereka sekadar memiliki hak menyampaikan saran-pendapat. Dan tidak memiliki hak suara,” paparnya.

Ketentuan lain yang tak kalah pentingnya adalah faktor usia. Anshor menegaskan, dalam PO, bacalon yang dipastikan running nanti usianya maksimal menginjak 40 tahun, 11 bulan, 31 hari, atau tidak lebih dari 41 tahun saat hari H Konfercab.

“Selain persyaratan tadi, kami juga mewacanakan pakta inegritas bagi bacalon,” tambahnya.

Pakta integritas tersebut, jelas dia, berisi bacalon diajak menaruh komitmen untuk menjauhi hal-hal negatif yang tidak mencederai Konfercab dan marwah organisasi.

Seperti tidak menggunakan money politics (politik uang) atau cara lain sejenisnya. ”Wacana kita seperti itu. Semacam pakta integritas, begitu,” papar Anshor.

Tak sekadar meramaikan bursa. Sepekan menjelang pencalonan, kandidat yang berpelung maju, kini tengah dikabarkan tengah menjalin komunikasi dengan pengurus PAC dan ranting.

Silaturahmi yang dijalin bukan saja demi menuju suksesi pencalonan, melainkan sekaligus sebagai sarana kader, khususnya tingkat PAC dan ranting untuk mengetahui visi-misi bacalon, yang itu demi menjaga ghirah kebaikan GP Ansor Kabupaten Mojokerto ke depan.

Sederet nama tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) belakangan disebut-sebut bakal mewarnai ajang pergatian ketua umum PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto.

Di antaranya M Syukron Fahmi (Gus Fahmi), putra pengasuh Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Al Mishbar Mojokerto KH Chusaini Ilyas, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa (Gus Barra), putra pengasuh PP Amantul Ummah Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim, Muhammad Mahbubullah (Gus Mahbub) dari Pacet, dan incumbent M. Ali Nasikh (Gus Ali).

Namun, tujuh hari menjelang konferensi sebagai ajang tertinggi organisasi badan otonom (banom) NU untuk melahirkan pemimpin baru ini, belakangan juga santer beberapa kader lain. Seperti Ketua PAC GP Ansor Mojosari Syamsul Ma’arif, dan pengurus PC GP Ansor Muhammad Ali Rohmat.

”Masih sangat dinamis, memang. Sebenarnya banyak kader potensional kabarnya diproyeksikan sebagai kandidat bakal calon (balon). Cuma, finalnya seperti apa, kita lihat di konfercab nanti,” ujar sumber internal PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto.

Para kader, baik di lingkungan GP Ansor maupun Banser menilai, kemunculan nama-nama tokoh muda dan kader tersebut hal wajar.

Sebab, dari deretan nama tersebut, dianggap telah memenuhi persyaratan sebagai modal pencalonan. Seperti pernah menjabat di kepengurusan PAC/PC dan atau dalam PC NU selama tiga tahun.

Serta telah menjalani masa pengkaderan hingga jenjang Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) bagi anggota Ansor, atau setara Susbalan bagi anggota Banser.

Sehingga, langkah berikutnya, bacalon tinggal mengantongi rekomendasi dari Pengurus Anak Cabang (PAC) atau ranting (setingkat desa/kelurahan).