Pertanian

Harga Cabai Naik, Petani di Blitar Malah Merugi

BLITAR, FaktualNews.co – Dampak cuaca buruk dan serangan hama lalat buah, membuat petani cabai di Desa Ngadri, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar merugi. Para petani mengeluh, curah hujan tinggi membuat cabai rusak dan turun kualitas.

Salah satu Petani Cabai Kriting Warga Desa Ngadri Sumadi mengatakan, kerusakan tanaman cabai ini terjadi sejak Oktober lalu. Terlebih memasuki bulan November, curah hujan bertambah tinggi membuat tanaman cabai rusak dan daun lama lama mengering.

“Kalau saat ini harga sebelumnya cabai kriting lima belas sampai dua puluh ribu, namun jelang akhir tahun harga perkilo dua lima sampai tiga puluh ribu perkilo. Namun karena kondisi rusak ya kadang masih laku dua puluh ribu,” kata Petani Cabai, Senin (6/12/2021).

Dia menambahkan, saat panen, biasanya dia mendapatkan satu ton dua ratus perpanen dengan luas lahan satu hetar. Namun karena cuaca buruk, saat ini tinggal enam sampai tujuh kwintal.

“Turunnya sangat banyak, pasalnya cabainya tidak bisa bagus bahkan banyak cabai yang rusak akibat lalat buah,” ujarnya.

Karena turunnya produksi cabai, Sumadi pun mengurangi pekerja petik cabainya karena.

“Untuk pekerja petik cabai, awal panen saya ada lima belas pekerja. Namun sekarang tinggal lima sampai tujuh orang yang bekerja,” jelasnya.

“Untuk harga pasar kami sempat melihat mencapai tiga puluh lima ribu, namun pedagang beli di petani hanya dua puluh ribu. Paling mahal pedagang membeli di petani dua puluh lima ribu,” tambahnya.

Sementara pedagang Pasar Legi, Ali Mahfud mengaku, sejak seminggu yang lalu harga cabai berbagai jenis merangkak naik. Berawal dari harga tiga puluh lima ribu perkilo, sekarang menjadi lima puluh ribu perkilo.

“Harga cabai setiap hari naik, dua hari yanglalu masih empat puluh ribu untuk cabai rawit, sedangkan cabai kriting tiga puluh lima. Namun sekarang sudah empat puluh ribu,” pungkasnya.