FaktualNews.co

Kekerasan Terhadap Anak Marak, Ini Langkah DPPPA Situbondo

Peristiwa     Dibaca : 749 kali Penulis:
Kekerasan Terhadap Anak Marak, Ini Langkah DPPPA Situbondo
FaktualNews.co/fatur
Suasana sosialisasi antisipasi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih marak di sejumlah daerah di Jawa Timur, tak terkecuali di Kabupaten Situbondo.

Untuk mengantisipasi maraknya kasus tersebut, Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DPPPA) Kabupaten Situbondo, menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan perempuan dan anak tersebut.

Sosialisasi bertema ‘Lindungi Anak dari Bahaya Adiktif Internet dan Game Online’ digelar di ruang Baluran Pemkab Situbondo melibatkan ormas NU, Muhammadiyah, Fatayat serta guru BK dan forum anak Situbondo.

Kepala DPPPA Pemkab Situbondo, Imam Hidayat mengatakan, kegiatan ini digelar di luar rencana dan terinspirasi adanya kekerasan terhadap anak, khususnya kekerasan anak di Situbondo.

“Kegiatan ini melibatkan psikiater sebagai pengambil kebijakan dan kepolisian,” ujar Imam Hidayat, Selasa (7/12/2021).

Menurut dia, kasus kekerasan anak ini merupakan kasus nasional dan sudah ditangani pihak kepolisian, yakni anak anak yang terlibat game online terjadi pelecehan seksual.

“Pelaku sudah ditangkap, tapi kejadian ini bukan di Situbondo melainkan di luar kota. Ini kita lakukan agar tidak terjadi di Situbondo,” kata Imam Hidayat.

Imam menegaskan, pihaknya
melibatkan guru BK di sekolah dalam sosialisasi ini, karena mereka lebih dekat dan bersentuhan langsung terhadap anak-anak. Selain itu, edukasinya akan lebih cepat.

“Selama ini di Situbondo tidak ada, akan tetapi yang jelas kekerasan pada anak itu ada. Tapi akibat ketergantungan hand phone dan game online yang menimbulkan kekerasans belum ada,” bebernya.

Syaifullah Sekda Kabupaten Situbondo mengatakan, untuk mengatasi terjadinya keteegantungan itu, caranya harus membuat aturan pembatasan terhadap anak.

“Misalnya saja ayo boleh main HP, tapi setelah makan dan dibatasi paling lama dua jam, karena itu tidak baik untuk mata atau radiasi,” kata Syaifullah.

Selain itu, anak anak yang main HP harus di ruang terbuka atau ruang keluarga, sehingga orang tua lebih mudah mengawasinya.

“Kita khawatir kalau main HP sendirian, akan membuka situs situs macam macam yang menpengaruhi mentaknya,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menciptakan anak kreatif, orang tua dapat mengajak anaknya membuat konten konten yang positif

“Ayo buat tik tok atau apalah yang bisa membuat anak sibuk,”imbuhnya.

Sementara itu, dr Dewi Prisca, salah seorang pemateri sosialisasi mengatakan, untuk mengetahui anak anak yang kecanduan hand phone itu, ciri cirinya ada perubahan psikis kepada anak anak.

Perubahan itu, anak itu akan mudah marah, emosi, sensitif serta kurang konsentrasi terganggu dan tugas sekolah sering terbengkalai.

“Dampak sosialnya, biasanya anti sosial dan suka menyendiri. Itu tanda tanda yang paling jelas kepada anak anak kita,” kata dr Dewi Prisca.

Menurutnya, jika diketahui secara dini, maka itu akan lebih baik perbaikannya dan membawa anak itu kepada psikolog atau psikiater, sehingga langsung mendapatkan penanganan.

“Biasanya orang tua kalau anaknya sudah parah, baru dibawa ke dokter,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah