Pendidikan

Guru Agama Islam Tingkat TK di Jember Ikuti Diseminasi Pendidikan Digital

JEMBER, FaktualNews.co – Puluhan guru pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak Kanak (TK) se-Kabupaten Jember mengikuti kegiatan diseminasi di Aula MAN 1 Jember, Sabtu (11/12/2021).

Kegiatan itu sebagai tindak lanjut dan persiapan dalam mengembangkan pola pendidikan digitalisasi tingkat PAUD dan TK di Kabupaten Jember.

Ketua Forum Komunikasi Guru (FKG) PAI TK Kabupaten Jember Muhriyadi mengatakan, adanya kegiatan Diseminasi ini sebagai penyempurna dan persiapan pendidikan digitalisasi.

Mendukung adanya paradigma kurikulum baru, yakni menjadikan arah pendidikan menjadi pendidikan yang membangun karakter sejak dini.

“Jadi dengan mengharapkan pendidikan agama sebagai penyempurna, agar layanan pendidikan anak usia dini menjadi paripurna. Pendidikan agama sudah masuk dalam era baru. Karena di PAI sendiri sudah mengembangkan buku digital dan pembelajaran secara online, dengan mengembangkan ke arah sekolah digital,” kata Yadi, sapaan akrbanya di sela kegiatan.

Terlebih di kala era pandemi Covid-19 saat ini, kata Yadi, yang memaksa pola pendidikan digital lebih dikedepankan.

“Maka para guru TK khususnya di bidang PAI, juga harus kreatif dan inovatif. Tidak kemudian menjadi halangan dalam memberikan pendidikan kepada muridnya. Yang dulunya wajib tatap muka, sekarang menjadi tidak wajib. Tapi transfer ilmu dan kurikulum pendidikan yang disampaikan juga tercapai,” ujarnya.

Bicara soal digitalisaai, lanjutnya, penggunaan smartphone atau gadget juga menjadi barang halal dan bukannya haram.

“Artinya, gadget tidak kemudian membuat anak-anak menjadi liar tidak mau berinteraksi. Tapi didampingi orang tua, dengan kurikulum digital yang disampaikan guru. Maka gadget menjadi bermanfaat tidak hanya sebagai alat untuk hiburan saja untuk melihat youtube,” ulasnya.

“Sehingga pemanfaatan gadget menjadi lebih tepat guna. Pembelajaran tercapai, terlebih lagi pendidikan agama Islam sejak usia dini juga bisa diraih untuk membentuk karakter sejak dini,” sambung pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 2 IGTKI Provinsi Jawa Timur itu.

Dari kegiatan Diseminasi yang dilakukan saat ini, lanjutnya, akan diteruskan dengan menerapkan aplikasi gadget bagi anak, orang tua, dan guru.

“Menjadi satu aplikasi yang saling terkoneksi. Saat ini sudah ada namanya I Can Do. Masih kami uji coba kan. Sehingga setelah ini, penggunaan gadget tidak ada jarak dan lebih tepat guna. Sehingga gadget menjadi sehat dan bermanfaat,” katanya.

Senada dengan yang disampaikan Muhriyadi, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Santoso juga sepakat untuk menanamkan pendidikan karakter khususnya penanaman nilai-nilai agama sejak dini.

Sehingga, kata Santoso, akan mencetak kader-kader penerus bangsa yang agamis dan intelektual.

“Ditambah juga memiliki karakter yang baik,” katanya.

Sesuai dengan amanah dalam PP Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. “Semua jenjang pendidikan mulai TK sampai ke atasnya, si anak harus mendapatkan pendidikan agama sejak dini sesuai agama yang dianutnya,” sambungnya.

Kasi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Dispendik Jember Astoni, juga menambahkan tentang pentingnya pendidikan agama sejak dini.

“Pendidikan anak usia dini adalah salah satu kunci. Karena pendidikan anak usia dini ini dapat melihat (menentukan arah) karakteristik anak. Karena pada dasarnya, pendidikan anak usia dini adalah bermain dan belajar,” katanya.

Melalui penerapan digitalisasi pendidikan karena desakan dari adanya pandemi Covid-19 dan guru dituntut kreatif juga inovatif.

“Anak yang kewajibannya hanya bermain, tapi juga tetap belajar. Bahkan nantinya dapat dikaitkan dengan penanaman pendidikan agama yang baik,” tegasnya.

“Seperti contoh, bagaimana anak bisa membaca doa sebelum makan, atau doa-doa sebelum belajar, nah penerapannya itu melalui tenaga pendidik ini,” sambungnya.

Sehingga secara kontinu, lanjutnya, dari kegiatan belajar dengan inovasi dan digitalisasi.

“Maka kegiatan belajar dan mengajar, dapat terkontrol. Mulai dari dasar, kemudian pendidikan moral, dan sampai pendidikan agama berkembang lainnya. Yang butuh sinergitas yang baik, antara anak, orang tua, dan gurunya,” ujar Astoni.