Viral, Video Pertemuan Pasutri yang Terpisah Saat Erupsi Semeru, Mengira Pasangan Sudah Tewas
JEMBER, FaktualNews.co – Viral video di media sosial, pertemuan pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, yang sempat terpisah 24 jam dan bertemu kembali, akibat erupsi Gunung Semewru, Sabtu (11/12/2021).
Keduanya sempat mengira pasangan masing-masing sudah meninggal akibat bencana erupsi Gunung Semeru.
Pasalnya saat terakhir saling berkomunikasi, sekitar pukul 13.00 WIB, Sabtu (4/12/2021).
Relawan Jember Bergerak Ayuning Tyas Saptarini, yang merekam momen pertemuan pasutri korban erupsi Gunung Semeru itu menceritakan, sebelum saling bertemu, pasutri sempat saling mengira jika pasangan masing-masing meninggal dan jadi korban bencana alam itu.
“Setelah saya merekam momen pertemuan pasutri itu, saya minta izin untuk mengekspos videonya ke medsos saya. Saat itu saya bertanya bagaimana kronologi kok sampai ada momen haru itu kepada pasutri Junaedi dan Nita itu,” kata Ayun, sapaan akrab relawan ini, Sabtu (11/12/2021) sore.
Ayun menceirtakan, Sabtu pagi (4/12/2021), sebelum erupsi Gunung Semeru, Junaedi kepada istrinya pergi Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
“Melewati jembatan Gladak Perak. Nah sekitar pukul 12.00 WIB Sabtu siang (4/12), mereka masih kontak (saling telepon) dan bilang Junaedi akan pulang sore hari,” kata Ayun.
Namun sekitar pukul 15.00 WIB, Nita istri Junaedi mendapat kabar Gunung Semeru erupsi.
“Sontak seluruh warga menyelamatkan diri. Apalagi ada warga yang teriak kalau Jembatan Gladak Perak roboh. Sehingga saat itu, Nita mengira suaminya meninggal karena saat itu dia bilang akan pulang,” ujarnya.
Namun, kata Ayun, Tuhan masih memberikan keselamatan bagi Junaedi. Dari cerita warga sekitar jembatan Gladak Perak, Junaedi selamat, bahkan pria yang baru menikah dengan Nita April 2021 ikut membantu mengevakuasi warga terdampak erupsi.
“Kata orang-orang, Junaedi bantuin orang-orang evakuasi. Tapi karena situasi genting dan banyak yang panik. Kabar selamatnya Junaedi tidak diketahui istrinya Nita itu,” katanya.
“Apalagi pasca-bencana itu, terjadi pemadaman, HP (ponsel, red) Junaedi tidak bisa dihubungi. Jadi dikira jadi korban,” sambungnya.
Lanjut Ayun, Junaedi setelah menolong warga, dia berusaha pulang. Ia turun lewat daerah Tempursari lewat Alas Watu Godek.
“Kemudian naik tembus ke Desa Candipuro (rumahnya). Namun kondisi di sana, rumahnya terendam banjir lahar dingin dan lumpur setinggi dada orang dewasa. Jadi Junaedi juga mengira istrinya juga meninggal terkubur,” kata Ayun.
Junaedi pun mengira istrinya juga ikut jadi korban dan meninggal.
Kemudian Minggu (5/12) besoknya, Junaedi yang berada di daerah Kamar Kajang yang juga ikut membantu proses evakuasi. Bertemu kembali dengan istrinya.
“Jadi mereka saling mencari. Malah bertemu di kawasan Desa Kamar Kajang RT 05 RW 05. Jadilah momen haru itu. Terpisah 24 jam dan saling mengira telah meninggal,” ulasnya.
Dari momen itu, kata Ayun, ia merekam video menggunakan ponselnya. “Sehingga momen ini semoga menginspirasi,” pungkas Ayun.