Peristiwa

Angka Kasus Kematian Ibu Hamil dan Bayi di Jatim Masih Tinggi

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Angka kasus kematian ibu hami dan bayi di Jawa Timur (Jatim)  masih cukup tinggi.

Hal tersebut paparkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 57 di aula Hotel Ayola Sunrise, Kota Mojokerto, Senin (13/12/2021).

Dari data yang ia paparkan, jumlah kematian ibu hamil dari bulan Januari hingga Sepetember 2021 mencapai 1.127

Untuk menurunkan angka tersebut, mantan Menteri Sosial era Presiden Jokowi Widodo periode pertama mengatakan, pihaknya akan bekerja keras agar penurunannya signifikan.

“Kita harus bekerja keras untuk bisa menurunkan kematin ibu dan bayi yang lebih signifikan,” katanya.

Menurutnya, ada kematian bayi pada 0 sampai 6 hari pasca kelahirannya. Sehingga diperlukan koordinasi antara pihak keluarga dan para dokter yang menangani.

“Ini sesuatu yang harus kita bangun koordinasi antara keluarga, rumah sakit, dan tentunya dokter yang memberikan pelayanan,” ujar Khofifah.

Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, juga telah meluncurkan aplikasi Buaian (Bunda Anak Impian) untuk mengatasi hal tersebut. Aplikasi ini  rencanaya akan diterapkan di seluruh layanan kesehatan guna mendetiksi lebih dini kondisi ibu hamil dan kandungannya.

Selain itu, Khofifah juga menyampaikan, kasus stunting di Jatim pun masih tinggi. Pada tahun 2019 berdasarkan data studi status gizi balita indonesia (SSGBI) kasus stunting di Jatim mencapai 26,86 persen. Maka ia berharap ada penurunan secara signifikan.

“Kita ingin bangun komitmen kita, seluruh  Forkopimda, Bupati/Walikota untuk bertekad kuat untuk menurunkan angka stunting dan kematinan ibu hamil serta bayi,” jelasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Erwin Ashta Triyono belum bisa memastikan data angka kematian ibu hamil itu disebabkan Covid-19 atau tidak.

“Ibu hamil meninggal karena Covid-19 kita tidak tahu, kita belum mengkaji sedetail itu,” tandasnya.

Terkait dengan aplikasi Buaian, ia meminta seluruh Kepala Daerah di Jatim untuk mendorong para bidan mensosialisasikan kepada ibu hamil.

“Dari aplikasi itu kan untuk ibu hamil bisa mengetahui kondisi kesehatannya dan kandungannya. Jadi bidan harus membantu mensosialiasasikan,”pungkasnya.