KEDIRI, FaktualNews.co – Dengan memanfaatkan sampah cangkang biji mete yang banyak tersebar di sekitar rumahnya, dua siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pare Kabupaten Kediri, mampu membuatnya menjadi etanol.
Kedus siswa itu masing-masing Fachryan Dwi Putra Alfridho dan Moh Hilmi Izzaki, kekduanya kelas 9 MTsN 1 Pare, Kabupaten Kediri.
Fachryan Dwi Putra Alfridho dan Moh Hilmi Izzaki mengaku, awal mula tertarik meneliti kandungan cangkang biji mete, karena di sekitar rumahnya banyak sampah berupa cangkang biji mete.
Ini karena di sekitar rumhanya banyak home industry pembuatan makanan dari biji jambu mete.
“Awalnya membuat briket dari cangkang biji mete. Namun setelah kami melakukan penelitian lagi, ternyata ada kandungan etanol dalam cangkang biji mete,” kata Fachryan Dwi Putra Alfridho dan Moh Hilmi Izzaki memulai ceritanya, Rabu (15/12/2021).
Dengan menggunakan alat sederhana, Fachryan Dwi Putra Alfridho dan Moh Hilmi Izzaki kemudian berinovasi dan membuat atau mengeluarkan minyak etanol dari cangkang biji mete.
“Jadi langkah awalnya, cangkang biji mete kita fermentasi terlebih dahulu. Takarannya 3 kilogram cangkang biji mete, kita campur dengan ragi 75 gram, gula 360 gram dan air 6 liter,” terang kedua siswa.
Selanjutnya bahan yang sudah dicampur tersebut, difermentasi dalam wadah yang tertutup rapat selama 3 sampai 7 hari. Kemudian cangkang biji mete yang sudah difermentasi dijemur hingga kering, untuk menghilangkan kadar airnya.
Setelah kering, cangkang biji mete siap untuk proses destilasi atau disuling, yakni dengan cara cangkang biji mete dimasukkan wadah besar dan ditutup rapat, serta dimasak menggunakan api secukupnya.
“Jadi untuk proses destilasi kita buatkan alat sederhana. Yakni panci besar yang tutupnya kita modifikasi dengan diberi pipa panjang, yang fungsinya nanti untuk tempat keluar uap. Karena ketika wadah kita masak pasti ada uap yang keluar. Dan tepat di ujung pipa ditaruh wadah dari kaca. Selain untuk menampung minyak etanol dan air yang keluar dari pipa, juga untuk memudahkan mengontrol jika sudah penuh,” tambah keduanya.
Dari 3 kilogram cangkang biji mete, setelah proses destiliasi hanya menjadi 80 mililiter etanol kotor. Karena masih ada kandungan air dan kandungan lainnya.
“Dari 80 mililiter hasil destilasi, kemudian kami destilasi kembali hingga 2 sampai 3 kali, baru mendapatkan etanol murni sebanyak 20 mililiter,” tutup Fachryan Dwi Putra Alfridho dan Moh Hilmi Izzaki.
Kepala MtsN 1 Pare Vikrotul Azizah mengatakan, pihak sekolah sangat bangga akan prestasi anak-didiknya tersebut.
“Pihak sekolah juga mendukung kedua siswa tersebut dengan memberikan fasilitas atau kebutuhan yang diperlukan anak-didiknya untuk pengembangan dan inovasi mereka,” kata Vikrotul Azizah.
Hasil karya siswa Mts Negeri 1 Pare tersebut, mampu meraih juara 2 dalam Madrasah Young Researchers Supercamp jenjang Madrasah Tsanawiyah bidang matematika, sains dan pengembangan teknologi tingkat nasional tahun 2021 di Surabaya bulan kemarin.(aji)