Peristiwa

Jarak Lokasi Gempa di Jember Berdekatan, BMKG Masih Lakukan Analisa Mendalam

JEMBER, FaktualNews.co – Terjadinya gempa dalam waktu yang berdekatan di Kabupaten Jember yakni Senin (13/12) dan Kamis (17/12) kemarin, membuat BMKG melakukan kajian dan pengumpulan data Makroseismik dan Mikroseismik di lokasi yang terdampak gempa.

Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Geofisika Pasuruan Bagian dari BMKG membenarkan, jika titik pusat terjadinya gempa masih dalam satu wilayah.

Namun demikian, kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Geofisika Pasuruan Suwarto, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, pihaknya masih melakukan kajian dan analisa.

Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk tidak panik, dan disarankan untuk lebih mengedepankan upaya mitigasi bencana.

“Terkait titik lokasi gempa, yang semakin dekat. Fenomena gempa ini biasa maka akan terjadi (secara) periodik. Titik lokasi yang hampir berdekatan bisa jadi efek dari gempa sebelumnya dan menjadi triger gempa berikutnya,” kata Suwarto di tengah pengumpulan data Makroseismik dan Mikroseismik di sekitar Pantai Watuulo Jember, Kamis (16/12/2021) malam.

Namun demikian, lanjut Suwarto, pihaknya masih melakukan analisa dan kajian mendalam.

“Sehingga belum bisa kami pastikan. Tapi ini masih kita analisa. Apakah ada di segmen atau zona yang sama jadi perlu kajian. Selanjutnya nanti kita ketahui apakah gempa ini satu even atau berbeda even. Gempa susulan atau trennya seperti apa,” ulasnya.

Untuk di wilayah Jember, Suwarto menjelaskan, berbeda lokasi titik pusat gempa. Tapi masih dalam satu zona yakni di wilayah selatan pulau Jawa.

“Berada dalam lempeng Indo-Australia dengan Eurasia dan memang terjadi pergerakan seismik masih. Tapi (analisa sementara) tidak saling triger atau berhubung,” ungkapnya.

“Sehingga kami kembali ingatkan, masyarakat tidak termakan kabar hoax (tidak benar). Kemudian kami rekomendasikan untuk lebih mengutamakan mitigasi bencana. Fenomena gempa adalah hal biasa,” sambungnya

Terkait data magnitudo getaran gempa, diakuinya butuh proses dan waktu. Dengan catatan data seismograf belum terdata secara lengkap, tapi sudah mendekati.

“Seiring berjalannya waktu, data seismograf di seluruh Indonesia masuk semua, nantinya magnitudonya semakin valid dan jadi update. Info pertama (data magnitudo gempa) bukan belum sempurna, tapi nanti akan jadi update. Ini wajar di analisa seismologi. Di Amerika seperti itu di Jepang juga gitu. Memang dibutuhkan kecepatan,” ulasnya.