JEMBER, FaktualNews.co – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan kajian tentang potensi gempa dan hasil analisa dari bencana yang terjadi di Jember Kamis pagi (16/12/2021) lalu.
Dari hasil analisis BMKG terkait dampak gempa yang dalam kurun seminggu terjadi dua kali di lokasi dan waktu yang berdekatan, dinilai intensitas gempa cukup kecil.
“Dari intensitas guncangan hanya 4-5 MMI. Artinya guncangannya memang kuat, dan berpotensi kerusakan ringan,” kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Pusat Rahmat Triyono usai rapat koordinasi di Pendapa Wahyawibawagraha, Sabtu (18/12/2021).
Menurut Rahmat, dari dampak gempa yang terjadi di Jember Kamis pagi (16/12) kemarin, seharusnya hanya mengakibatkan retak-retak pada dinding.
“Namun realitanya di lapangan, beberapa rumah roboh. Mungkin ada hal yang salah, itu yang kami laporkan ke Ibu Gubernur dan Bapak Bupati,” sambungnya.
Rahmat memaparkan, dari hasil temuan dan analisis yang dilakukan oleh BMKG, di lapangan bangunannya tidak standar. “Ada konstruksi yang memang tidak layak,” katanya.
Sehingga ini, lanjutnya, harus menjadi perhatian serius pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Terlebih lagi, kata Rahmat, kewaspadaan terhadap potensi bencana Megathrust yang mungkin terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa
“Ancaman Megathrust di selatan Jawa Timur masih ada. Itu sebuah ancaman yang nyata, di sana ada sumber gempa. Skenario terburuk bisa saja terjadi guncangan MMInya lebih besar,” ungkapnya.
“Kalau dengan magnitudo 5 bisa roboh seperti itu, tentunya kalau lebih besar lagi dengan intensitas guncangan yang lebih besar lagi, potensi kerusakannya akan lebih luas,” sambungnya.
Namun demikian, kata Rahmat, pihaknya mengimbau masyarakat tidak perlu panik dan khawatir. Namun menjadi penting, dan patut diperhatikan soal bentuk struktur bangunan.
“Jadi menjadi perhatian kita semua, kondisi bangunan menjadi hal sangat penting. Karena ke depannya ada ancaman gempa bumi, ada sumber ancaman, potensi juga ada, dan skenario terbesar sejarahnya sudah pernah terjadi. Dan terkait gempa ini, memang terjadi pengulangan,” ulasnya.
“Artinya gempa bumi sifatnya berulang, kalau sudah pernah terjadi, nantinya akan terjadi lagi. Cuma kita tidak pernah tahu akan terjadi kapan,” sambungnya.
Sehingga sebagai upaya mitigasi bencana, lanjutnya, untuk konstruksi bangunan, dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi hal yang sangat mutlak.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat, masyarakat tetap waspada dan tidak khawatir. “Untuk kemarin tidak ada gempa susulan, namun tetap kita waspadai ancaman selatan Jawa Timur itu ada. Sumber ancaman ada di Megathrust, tidak hanya di laut, bahkan di darat juga ada. Itu harus diwaspadai,” tegasnya.
“Kalau itu terjadi (megathrust) magnitudo 5 misalnya kalau itu sumbernya di darat tentunya kerusakannya juga menjadi serius,” imbuhnya.