Pertanian

Cuaca Ekstrem, Picu Harga Cabai di Jember Meroket

JEMBER, FaktualNews.co – Cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Jember diakui petani menyebabkan produksi cabai menurun. Pasalnya banyak tanaman cabai yang rusak dan cabai yang terkena air hujan cepat membusuk.

Menurut salah seorang petani di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas, Fawait mengatakan, akibat kondisi tersebut, stok cabai di pasar berkurang sehingga harga cabai di pasaran melonjak.

Selain itu, kata Fawait, dirinya juga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk biaya perawatan cabai.

“Dari lahan sawah saya seluas 2800 meter persegi, ada 600 pohon lombok. Biasanya jika tidak hujan per hari panennya bisa 4 – 6 kwintal, itu pun panennya bisa seminggu full. Tapi sejak cuaca ekstrem, panen turun sekitar 40 persen, hanya 1-2 kuintal per hari,” ucap Fawait saat dikonfirmasi, Senin (20/12/2021).

“Jadi meskipun di pasar yang katanya mahal, saya juga tahu sendiri contohnya di Pasar Gumukmas ini. Lombok per kilo bisa Rp 40 – 50 ribu (harga dari petani). Tapi stoknya sedikit ya rugi,” Imbuhnya.

Sementara itu, seperti yang terpantau di wilayah Pasar Tanjung, Kecamatan Kaliwates, Jember, kenaikan harga cabai berangsur cepat, dari Rp 42 ribu menjadi Rp 70 ribu per kilo.

“Selisih sehari, harga naik dengan cepat. Sebelumnya Rp 64 ribu per kilo untuk lombok sret (cabai rawit merah). Sekarang naik lagi,” kata Salah Seorang Pedagang Pasar Tanjung Hari Purwadi (34) saat dikonfirmasi terpisah.

Kenaikan harga cabai tersebut, kata Hari, karena stok yang masih kurang.

“Jadi terpaksa kadang ambil dari daerah lain, misal Bondowoso atau Banyuwangi. Di Banyuwangi malah ambilannya Rp 80 ribu per kilo,” ujarnya.