FaktualNews.co

Dialog dengan Petani di Nganjuk, Puan Maharani Didoakan Jadi Presiden

Peristiwa     Dibaca : 713 kali Penulis:
Dialog dengan Petani di Nganjuk, Puan Maharani Didoakan Jadi Presiden
FaktualNews.co/romza
Ketua DPR RI Puan Maharani (kiri) saat berdialog dengan petani Nganjuk

NGANJUK, FaktualNews.co – Usai menanam bawang bersama petani di sawah, Ketua DPR RI Puan Maharani berdialog dengan para petani di Pendopo Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Selasa (21/12/2021).

Petani dan warga setempat telihat antusias dengan kedatangannya putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu. Sebab dalam kesempatan itu, petani bisa berdialog langsung. Bahkan bisa mengungkapkan masalah yang dihadapi saat ini .

Salah satunya, Wiji, petani bawang merah di Desa Ngadiboyo Kecamatan Rejoso, mengungkapkan rasa keprihatinanya dengan sesama petani yang kesulitan modal untuk bertanam.

Wiji meminta kepada pemerintah untuk terus mengawasi harga bawang merah. Hal itu supaya harganya terus stabil.

Kepada Puan, Wiji mencurahkan unek-unek berbagai hal secara langsung. Ia mengeluhkan, pemerintah hanya turun tangan jika harga bawang merah sedang tinggi, namun saat harga rendah tidak telihat.

“Kalau harga bawang merah tinggi, pasar dioperasi. Kalau harga murah, pemerintah enggak operasi. Apa ini, bapak-bapak ini digaji pemerintah, lah petani gak ada yang gaji. Kalau enggak utang di BRI tidak ada untuk menanam bawang merah,” kata Wiji.

Ia juga mengungkapkan tentang pupuk dan harga jual hasil panen. Sebab pupuk subsidi yang sulit dicari, membuat harga pupuk non-subsidi mahal. Ia prihatin dengan masalah pupuk subsidi itu.

Ia meminta kepada Puan memberikan solusi kepada petani. Bahkan dalam kesemapatannya di depan Ketua DPR RI itu, ia mendoakan supaya kelak jadi Presiden Republik Indonesia.

“Kalau ibu bisa memperjuangkan nasih petani, Ibu Puan menjadi RI 1, merdeka. Bapak Marhaen Jumadi (Plt Bupati Nganjuk) jadi bupati lagi,”

Ketua Asosiasi Bawang Merah Kabupaten Nganjuk, Akad mengatakan adanya pengurangan alokasi pupuk bersubsidi berdampak bagi para petani.

Akad menyebutkan beberapa dampaknya, yaitu naiknya harga pupuk non-subsidi, harga bawang merah belum terlihat bergeliat naik dan harga benih tidak sesuai saat diamankan atau diawetkan.

“Dalam keadaan ini, saya berharap dengan hormat dan sangat kepada Mbak Puan, agar bisa memperjuangkan kami,” kata Akad.

Ia berharap kepada Puan, agar Nganjuk bisa ada investor dan membuat pabrik pengolahan bawang merah. “Karena itulah akses kami ke pabrik akan lebih mudah, denga begitu kita tidak selalu dipermainkan oleh harga,” ungkapnya.

Dalam dialog tersebut, Puan Maharani langsung merespons. Puan Maharani berjanji berkoordinasi dengan pemerintah terkait semua permasalahan yang dihadapi petani itu.

“Soal pupuk subsidi nanti saya akan koordinasi dengan pemerintah pusat, bagaimana caranya supaya itu bisa alokasi ada di Nganjuk itu bisa ditambah,” ujar kata Puan Maharani.

Puan meminta kepada petani itu untuk mengecek ketersediaan pupuk itu dahulu. Terkait harga pupuk non-subsidi, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah. Sebab, ia juga mengungkapkan tentang adanya kendala di masa pandemi Covid-19.

“Intinya yang menjadi permasalahan di sini saya sudah paham, nanti akan saya koordinaskan dengan pemerintah, hal-hal yang menjadi masalah,” ungkapnya.

Setelah diperjuangkan, ia berharap pada masa tanam yang terkini itu bisa dilihat hasilnya pada masa panen nanti.

Ia akan melihat hasil panen itu pada bulan kedua Tahun 2022 mendatang. “Mudah-mudahan harga bawangnya itu juga bisa agak tinggi. Mungkin tidak bisa langsung naik lagi,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah