SURABAYA, FaktualNews.co – Kejar target zero stunting di tiga bulan ke depan, Wali Kota Eri Cahyadi bersama Ketua TP PKK Rini Indriyani Eri Cahyadi serta jajaran Pemkot Surabaya terus keliling membantu dan motivasi warga yang memiliki anak penderita stunting.
Setelah Senin kemarin bertandang ke sejumlah perkampungan di Kecamatan Asemrowo, hari ini, Selasa (21/12/2021), giliran wilayah Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan yang didatangi Eri dan Rini serta jajarannya.
Awalnya, mereka mengunjungi salah satu anak stunting di Gadukan 1C/3A, lalu ke Gadukan Rukun 02/09 dan menemukan seorang anak mengalami hidrosefalus sehingga kepalanya membesar. Hidrosefalus merupakan kondisi penumpukan cairan di dalam otak yang menimbulkan penekanan sel-sel otak dan gangguan saraf.
Seketika itu, Eri langsung meminta jajarannya untuk mengawal pengobatan anak tersebut hingga sembuh. Bahkan, meminta keluarga tersebut untuk segera pindah ke rumah susun (rusun).
“Tolong dikawal pengobatannya hingga sembuh. Terus segera pindah juga ke rusun,” ucap Eri kepada orang tua anak yang penderita hidrosefalus tersebut.
Setelah itu, mereka juga mengunjungi salah satu anak stunting di Gadukan Baru 1/227A. Setiap berkunjung, mereka membagikan bingkisan khusus anak stunting.
Eri menyempatkan untuk berkoordinasi dengan para RT dan RW. Kemudian meminta mereka aktif melaporkan warganya yang stunting maupun yang MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).
Kepada para RT dan RW, Eri menegaskan, bahwa tiga bulan ke depan, Kota Surabaya harus zero stunting. Makanya, ia terus berkeliling ke perkampungan-perkampungan warga untuk menemui anak-anak stunting beserta orang tuanya.
“Jadi, ayo kita bersama-sama saling melengkapi untuk mencegah anak stunting di Kota Surabaya. Kalau tetangga di sekitar kita masih ada anak yang kekurangan gizi, tolong segera dilaporkan. Sebab, Pemkot sudah berkomitmen untuk membantu supaya tiga bulan ke depan Surabaya zero stunting,” tegasnya.
Ia juga mengaku bahagia karena pada saat ini, Surabaya sudah menduduki nomor urut 34 dari 38 kabupaten/kota se-Jatim yang angka stuntingnya tertinggi. Padahal, beberapa waktu lalu, angka stunting di Surabaya menduduki posisi ke-3 tertinggi.
“Siapa yang hebat, ya Pak camatnya atau bu camatnya, dan lurahnya. Siapa yang lebih hebat lagi, ya masyarakatnya,” ucapnya.
“Inilah yang selalu saya katakan bahwa membangun sebuah kota tidak bisa sendirian, tapi membangun sebuah kota harus dengan hati nurani, warganya harus ikut bergerak dan saling membantu, insyallah itu yang akan saya bangun di Surabaya,” pungkasnya.