FaktualNews.co

Khofifah Bagikan Reels Jejak Erupsi Semeru, Pakar Geologi: Ekosistem Berubah

Peristiwa     Dibaca : 678 kali Penulis:
Khofifah Bagikan Reels Jejak Erupsi Semeru, Pakar Geologi: Ekosistem Berubah
Gunung Semeru pasca erupsi. Ketika 'murka', banyak warga di pemukiman zona merah meninggal

SURABAYA, FaktualNews.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa baru saja membagikan reels video puncak Gunung Semeru pasca erupsi di akun Instagramnya. Video karya Youtuber, Andrea Ramadhan tersebut, menampilkan kondisi puncak Gunung Semeru yang tampak mengerikan.

Pakar Geologi Handoko Teguh Wibowo pun menyebut, ekosistem alam di sekitar Gunung Semeru memang dipastikan berubah. Hal itu dampak dari muntahan dahsyat abu vulkanik pasca erupsi.

“Daerah zona merah ya, KRB (Kawasan Rawan Bencana) itu pasti akan terkubur oleh abu-abu vulkanik,” ujar Teguh, Selasa (21/12/2021).

Ia menambahkan, wilayah yang dulunya subur penuh dengan tumbuhan vegetasi akan lenyap menjadi tandus sehingga rona alam berubah.

Selain itu, pola-pola sungai juga turut berubah secara drastis. Arah aliran akan mencari celah-celah baru karena permukaan sungai telah tertimbun material vulkanik.

“Jadi dulu yang jadi jalan air sekarang nggak ada, jadi flow,” lanjutnya.

Kendati demikian, menurut Teguh, kondisi mengerikan pada Gunung Semeru pasca erupsi hanya sementara. Di masa mendatang, area bekas letusan justru menjadi sumber kehidupan baru yang penuh akan nutrisi.

Selain itu, material vulkanik sisa erupsi dikatakan Teguh juga kaya mineral karena berasal dari perut bumi. Bukan hanya pasir berkualitas, tapi kemungkinan mengandung emas.

“Bisa jadi (emas), material gunung api itu kan dari magma yang dari bawah. Kemudian mengalami kristalisasi diatas kemudian dierupsikan jadi abu vulkanik. Nah abu vulkanik inilah yang membawa material dari bawah ke atas. Komposisnya ya penyusun batuan itu,” urainya.

Meski kaya nutrisi dan tambang, Teguh menyarankan agar masyarakat tidak kembali mendirikan pemukiman di zona merah Gunung Semeru. Sebab, aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tetap menjadi ancaman bagi kehidupan di sekitarnya ketika meletus.

“Itu ketika letuasan menjadi sangat-sangat bahaya,” tutupnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Andrian