Terkait Covid-19 Omicron Warga RI Harap Tenang
JAKARTA, FaktualNews.co – Omicron kini menjadi ‘momok’ di dunia. Varian terbaru Covid-19 ini, telah ditemukan di lebih dari 106 negara.
Penularannya yang cepat dibanding varian lain meningkatkan kasus di dunia, terutama Eropa dan Amerika Serikat (AS). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus meningkat dua kali lipat setiap 1,5 hingga tiga hari di daerah dengan penularan komunitas.
Namun, kabar yang cukup melegakan soal Omicron dikeluarkan sejumlah penelitian Rabu, (22/12/2021). Tiga hasil riset yang dilakukan di Afrika Selatan (Afsel), Inggris, dan Skotlandia mengatakan bahwa gejala varian dengan 32 mutasi itu lebih ringan dibanding Delta.
Berikut rangkumannya dikutip CNBC Indonesia Jumat (24/12/2021).
Afsel
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afsel menemukan bahwa mereka yang terinfeksi Omicron jauh lebih kecil kemungkinannya untuk berakhir di rumah sakit daripada mereka yang terinfeksi Delta. Ini dikaitkan dengan kondisi warga di negara itu yang cukup banyak menjadi penyintas Covid-19.
“Di Afsel, ini adalah epidemi. Omicron berperilaku dengan cara yang tidak terlalu parah,” kata Profesor Cheryl Cohen dari NICD kepada Reuters.
Mereka yang terkena Omicron rata-rata mengalami gejala ringan. Ini juga diyakini akibat kekebalan alamiah yang tercipta di populasi negeri itu.
Skotlandia
Skotlandia juga memberikan kabar yang sama. Hasil penelitian University of Edinburgh menyimpulkan pasien yang terinfeksi Omicron namun telah tervaksinasi penuh memiliki kemungkinan 80% lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan infeksi Delta.
Ini diambil dari membandingkan 23.840 kasus Omicron dan 126.511 kasus Delta. Data dihimpun sejak 1 November hingga 19 Desember 2021.
“Meskipun jumlahnya kecil, penelitian ini adalah kabar baik. Pengurangan dua pertiga rawat inap pada orang muda yang divaksinasi ganda dibandingkan dengan Delta menunjukkan bahwa Omicron akan lebih ringan untuk lebih banyak orang,” kata Profesor Struktural Biologi Universitas Oxford, James Naismith, dikutip dari CNN International.
Inggris
Hasil studi melegakan juga dimuat Imperial College London. Di mana ditegaskan bahwa risiko perawatan rumah sakit pasca infeksi Omicron sekitar 40% hingga 45%, lebih rendah dibandingkan infeksi Delta.
“Secara keseluruhan, kami menemukan bukti pengurangan risiko rawat inap untuk Omicron relatif terhadap infeksi Delta, rata-rata untuk semua kasus dalam periode penelitian,” kata para peneliti yang menganalisa kasus yang dikonfirmasi uji PCR Inggris antara 1 Desember dan 14 Desember.
Di Indonesia sendiri, per Kamis (23/12/2021), ada total delapan kasus Omicron ditemukan. Kasus terbaru terdeteksi pada pekerja migran Indonesia (PMI) asal Malaysia dan Kongo.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi pastine kini berata di pusat karantina Wisma Atlet Kemayoran. Dikatakan bahwa mereka mengalami gejala ringan.
Meski begitu, kewaspadaan tinggi tetap harus dilakukan masyarakat. Warga diminta tetap menjaga protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak, serva dihimbau tak ke luar negeri.
Sementara itu, meski kebanyakan kasus bergejala ringan, kematian akibat Omicron dilaporkan di tiga negara. Per kemarin, Inggris melaporkan 18 kasus kematian Omicron, sementara Amerika Serikat (AS) dan Israel masing-masing satu kematian.
WHO memasukkan Omicron dalam “Variant of Concern atau VoC (varian yang mengkhawatirkan)”. Varian ini dilaporkan memiliki lebih banyak strain atau mutasi daripada varian yang sudah ada yakni Alpha, Beta dan Delta.