JAKARTA, FaktualNews.com – China melaporkan kasus Covid-19 tertinggi dalam empat bulan terakhir. Sabtu (25/12/21), China mencatat 140 kasus baru, dimana 87 di antaranya merupakan transmisi lokal.
Padahal, sehari sebelumnya jumlah kasus hanya sebanyak 55 orang.
Kasus terbanyak berasal dari Kota Xi’an, sebuah kota di provinsi barat laut Shaanxi. Kota ini juga sudah di-lockdown sejak Kamis (23/12/2021) oleh Pemerintah, di mana total ada 13 juta penduduk merasakan kebijakan tersebut.
Penduduk dilarang meninggalkan kota tanpa izin dari majikan atau otoritas lokal. Sementara setiap rumah tangga hanya dapat mengirim satu orang untuk berbelanja kebutuhan setiap dua hari.
Anggota keluarga lainnya tidak boleh meninggalkan rumah kecuali mereka memiliki pekerjaan penting atau hal-hal mendesak yang disetujui oleh pemberi kerja atau masyarakat.
“Sejauh ini titik balik wabah belum ada, namun pembatasan ketat diperlukan,” kata Dr Zhang Boli, yang membantu membentuk tanggapan dan pengobatan awal Covid-19 di China, kepada media pemerintah.
Kota Xi’an di China melaporkan peningkatan infeksi Covid-19 setiap hari dan perusahaan lokal sedang membatasi aktivitas pekerjanya. Demi meminimalisir penyebaran di kota lain, otoritas bergegas untuk menahan wabah di beberapa wilayah.
Apalagi di kota selatan Shenzhen, lima penumpang yang tiba pada hari Rabu, dalam penerbangan dari Los Angeles, dinyatakan positif terkena virus corona, dan tiga orang dipastikan terinfeksi Omicron pada 24 Desember, lapor stasiun televisi pemerintah China CCTV.
Secara nasional, China telah melaporkan beberapa infeksi Omicron di antara pelancong internasional dan di China selatan.
Akibatnya pejabat lokal juga menghadapi hukuman atas wabah tersebut dan penerbangan domestik yang pada hari Jumat dibatalkan. Otoritas lokal yang dianggap gagal mengendalikan virus di wilayah mereka secara teratur dipecat atau ditegur di bawah pendekatan ketat nol-Covid Beijing.