SURABAYA, FaktualNews.co – Pandemi Covid-19 di belahan bumi tampaknya berlanjut dengan ditemukan varian baru jenis Omicron. Di Indonesia, virus ini ditemukan pada Kamis (16/12/2021) lalu dan sesudahnya kasus demi kasus makin bertambah.
Epidemiolog asal Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya, Laura Nabila Yamani, menjabarkan seperti apa varian Covid-19 yang kini menghantam Amerika Serikat tersebut.
Menurutnya, ada empat karakteristik Omicron, salah satu mengenai daya tular yang ia sebut lima kali lebih cepat bila dibandingkan varian Delta.
“Virus Covid-19 varian Delta daya tularnya tujuh kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan virus yang pertama kali muncul di Wuhan. Sedangkan Omicron lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian Delta. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian omicron ini,” jelas Laura melalui keterangan pers yang diterima media ini, Minggu (2/12/2022).
Meski kemampuan menularnya sangat cepat, Laura mengungkapkan jika Omicron memiliki tingkat keparahan lebih rendah dibandingkan Delta. Kendati demikian, ia menggaris bawahi pentingnya pencegahan dan antisipasi menangkal Omicron untuk menghindari penyebaran yang lebih luas hingga beresiko tinggi.
“Apabila tidak dibendung maka kasusnya akan semakin banyak dan mungkin bisa menyebabkan fasilitas kesehatan overload. Ketika fasilitas kesehatan penuh, maka penanganan pasien bisa terlambat sehingga keparahan penyakit pasien meningkat atau bahkan bisa menyebabkan kematian,” tandasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, untuk mengetahui apakah seseorang tertular Covid-19 varian Omicron. Perlu memeriksa menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan S Gene Target Failure (SGTF), bukan metode Whole Genome Sequencing (WGS) yang selama ini dilakukan.
“Jadi memang pemerintah telah menyiapkan metode tes terbaru yakni menggunakan PCR-SGTF agar deteksi kasus Covid-19 varian Omicron bisa dilaksanakan dengan cepat,” kata dia.
Lalu apakah pasien yang telah menerima vaksin Covid-19 tak bisa tertular virus ini? Laura menyampaikan antibodi yang telah terbentuk dari vaksin dapat melawan Omicron. Sayangnya kata dia, dari hasil investigasi ditemukan bahwa terdapat penurunan efektivitas vaksin Covid-19.
“Pada varian virus Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, vaksin Covid-19 memiliki efektivitas hingga 95% namun untuk melawan varian omicron ini efektivitas vaksin Covid-19 menurun dan hanya sebesar 50%. Peneliti masih terus melakukan investigas terkait hal ini,”tandas Laura
Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat agar menerapkan 3M dengan ketat. Sebab menurut dia, salah satu upaya untuk melawan varian apapun dari Covid-19 dengan disiplin protokol kesehatan. Bukan itu saja, ia juga mengajak masyarakat untuk vaksin.
“Karena hingga saat ini vaksin Covid-19 masih efektif untuk melawan Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh. Kalau tidak divaksin, maka varian apapun bisa menyebabkan kematian,” tutup Laura.