FaktualNews.co

Mengenal Kalanak, Jajanan Tradisional Khas dari Nganjuk Tanpa Bahan Pengawet

Kuliner     Dibaca : 1021 kali Penulis:
Mengenal Kalanak, Jajanan Tradisional Khas dari Nganjuk Tanpa Bahan Pengawet
FaktualNews.co/Romza/

NGANJUK, FaktualNews.co – Kini ada jajanan tradisional yang dapat ditemukan lagi di Kabupaten Nganjuk. Camilan tersebut bernama Kalanak. Bungkusnya terbuat dari pelepah pisang yang sudah dikeringkan.

“Kalanak itu singkatan dari bahannya yang alami. Dibungkus dengan pelepah pisang. Beratnya sangat ringan, rasanya enak dan tahan lama,” ujar Ida Puspito Rini, Kepala Desa Gondangkulon, Kecamatan Gondang kepada FaktualNews.co, Jumat (07/01/2022).

Ida mengungkapkan, bahwa produk Kalanak itu sebenarnya sudah muncul sejak Tahun 2015. Namun produksinya tidak banyak dan belum dipublikasikan ke sosial media.

Pada lima tahun yang lalu, ada lomba cipta menu di tingkat Kabupaten. Ida mengatakan, munculnya produk jajanan itu berawal dari keresahan harga kacang kedelai yang murah.

Sehingga banyak warga yang jadi petani, tidak bisa menjual kacang kedelai dengan harga lebih tinggi. Karena itulah, Ida berniat memberikan nilai jual kepada kacang tersebut.

“Waktu itu panen kedelai, harganya murah, anjlok. Saya kepikiran angkat delai itu jadi makanan. Sehingga nilai jualnya jadi lebih,” ungkap Ida yang pernah menyabet piagam kemanan pangan dari BPOM RI.

Kemudian pada akhir Tahun 2021, Desa Gondangkulon jadi desa mandiri di antara 3 desa di Kabupaten Nganjuk. Desa Gondangkulon, mendapatkan hadiah desa berdaya dari Program Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Kini, produk Kalanak makin digemari kalangan penikmat kopi. Baik dari lokal Nganjuk dan dari luar daerah Nganjuk. Bahkan produksinya itu, banyak diorder hingga luar daerah.

“Kalanak itu alami tanpa pengawet. Karena beratnya ringan, jadi ongkos kirimnya murah,” pungkas perempuan yang aktif di PKK dan Muslimat NU itu.

Perlu diketahui, Kalanak ada beberapa jenis varian rasa. Mulai dari Kacang Hijau, Kacang Kedelai dan Kacang Tanah. Bahan dasar kacang itu diramu bersama kelapa dan gula pilihan.

“Tentu perpaduan rasa antara Kacang dan kepala sangat terasa,” lanjutnya, yang pernah menampilkan Kalanak dalam pameran di TMII itu.

Produksinya dilakukan secara baik. “Biji kacang hijau, kacang tanah dan kedelai disangrai dan diselep. Kelapa nya dikukus dan disangrai juga. Semua bahan itu dijadikan satu dan disangrai lagi,” imbuhnya.

“Kalau pingin awet lagi, Kalanak bisa dijemur dibawah Matahari itu,” katanya.

Kedepan, produk Kalanak akan dikelola Pemerintah desa (Pemdes) melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Gondangkulon. Meskipun demikian, ia berharap mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terutama Pemkab Nganjuk.

Karena produk kalanak sudah dapat dijual hingga ke wilayah Kalimantan. “Paling jauh jualnya ke Kalimantan, dijual secara online,” jelasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid