SURABAYA, FaktualNews.co – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen mulai hari ini Senin (10/1/2021) dilaksanakan di Kota Surabaya bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Penerapan ini mendapat sorotan dari Komisi D DPRD Kota Surabaya, yang membidangi Pendidikan dan Kesehatan.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Herlina Harsono Nyoto, menjelaskan, penerapan PTM 100 persen hari pertama masih banyak yang perlu dievaluasi.
“Masih banyak kerumunan yang terjadi saat PTM. Ini dikhawatirkan memicu penularan Covid-19,” kata Herlina, Senin (10/1/2022).
Kerumunan ini terjadi saat anak didik pulang sekolah yang dijemput oleh orang tua mereka. Di sini penumpukan dan kerumuman terjadi saat penjemputan siswa.
“Perlu ada pengaturan jadwal agar tidak pulang bersamaan, sehingga ada jeda untuk menghindari kerumunan. Karena yang penting adalah kesehatan dan keselamatan anak,” ungkapnya.
Selain itu, menurut politisi Partai Demokrat tersebut pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai kurang maksimal.
“Yang tidak kalah pentingnya dari pembelajaran PJJ ada pembelajaran yang hilang. Atau tidak lengkap yang disebut learning loss,” terangnya.
Meski PTM penting dilakukan, namun siswa yang ikut PTM tetap harus ada izin dari orang tua atau wali murid.
“Pemkot Surabaya tidak serta merta mengadopsi aturan SKB 4 Menteri, yang menyatakan siswa yang tidak ikut PTM dianggap absen. Khusus Surabaya siswa yang tidak ikut PTM karena sakit atau tidak dapat izin orang tua bisa ikut PJJ,” pungkasnya.