JEMBER, FaktualNews.co – Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ) menggelar aksi unjuk rasa (Unras) di depan Kantor Rektorat, Rabu (12/1/2022). Dalam aksi yang berlangsung sekitar 3 jam. Sayangnya massa aksi tidak ditemui perwakilan rektorat UMJ.
Dalam aksi tersebut, sebanyak 100 mahasiswa Unmuh (Universitas Muhammadiyah) menuntut transparansi dan pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) agar tidak memberatkan mahasiswa.
Korlap aksi M Yayan mengatakan, aksi ini dilakukan di depan gedung Rektorat. Harapannya suara aliansi mahasiswa dapat terdengar langsung oleh pihak dosen.
“Kami berharap rektor bukan sekedar mendengar, tapi juga mengabulkan tuntutan kami,” ujar Yayan saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di sela aksi, Rabu (12/1/2022).
Dalam aksi unras itu, kata Yayan, ada beberapa poin tuntutan mahasiswa. Di antaranya, pihak kampus transparansi dalam biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan Surat Keputusan Pengelolaan aset kantin.
Namun poin utama dalam aksi, katanya, meminta kejelasan pengelolaan birokrasi serta meminta rektor untuk mengabulkan tuntutan mahasiswa.
“Kami hanya meminta tanggung jawab pihak rektorat dalam problematika yang ada, yang telah kami kaji, terlebih di masa pandemi ini banyak yang terdampak atas tidak adanya kebijakan kampus yang berpihak pada mahasiswa,” tegas Yayan.
Pantauan wartawan di lokasi aksi, selama aksi unras berlangsung sekitar 3 jam. Pihak rektorat tidak ada yang menemui atau memberikan pernyataan apapun di depan massa mahasiswa.
Atas sikap rektorat yang tidak menemui massa aksi, kata Yayan, membuat para mahasiswa kecewa. Terlebih terdengar kabar di tengah aksi unras, jika pihak kampus mengaku tidak tahu dengan adanya aksi dari ratusan mahasiswa itu.
“Kami sudah pernah melakukan audiensi dan tidak mendapatkan hasil. Audiensi tersebut mengangkat poin yang sama dengan apa yang kami sampaikan hari ini. Bagaimana mungkin pihak rektorat tidak tahu poin apa yang menjadi tuntutan kami,” ujarnya kecewa.
Terpisah Rektor UM Jember, M. Hanafi mengatakan, terkait aksi unras ratusan mahasiswa, pihaknya berkeinginan untuk melakukan audiensi secara terbatas.
Dengan adanya perwakilan dari mahasiswa sebanyak 10 orang, untuk berkomunikasi dalam ruang rapat di dalam gedung A lantai dua.
Namun ditanya sikapnya terhadap tuntutan mahasiswa, Hanafi mengaku sudah mengambil langkah-langkah strategis.
“Sebenarnya tidak ada masalah terkait itu (UKT Mahasiswa). Karena kita sudah membuat langkah dalam menyelesaikan itu, termasuk penundaan pembayaran, dan beasiswa yang sudah tersedia,” kata Hanafi singkat.