MOJOKERTO, FaktualNews.co – Para produsen tahu di wilayah Kabupaten Mojokerto, mengeluhkan. Pasalnya, harga kedelai mahal yang terus mengalami kenaikan sejak beberapa bulan terakhir.
Ketua Kelompok Industri Kecil Menengah (IKM) Tahu Abadi, Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Didik Amirudin mengatakan, saat ini harga kedelai mencapai Rp 10.500 perkilogram, dari yang sebelumnya Rp 7000 sampai 8000 perkilogramnya.
Kenaikan harga kedelai itu berdampak pada daya beli produsen tahu yang mulai mengurangi jumlah produksi.
“Dengan harga segitu, untuk saat ini jelas merugi. Akan tetapi tidak ada pilihan untuk berhenti. Usaha kami harus tetap dilanjutkan,” katanya, Jumat (14/1/2021).
Menurutnya, sejumlah cara telah dilakukan para produsen mensiasati tingginya harga kedelai. Di antaranya mulai dari mengurangi ukuran, menaikan harga jual tahu dan tempe, hingga merumahkan sebagian pekerja.
Namun hal itu tetap tak mempengaruhi biaya produksi lantaran harga kedelai yang terus naik.
Bahkan, pengusaha tahu sampai menjual hewan ternaknya sebagai tambahan modal produksi. Seperti menjual kambing dan sapi.
“Ada yang menjual kambing, sapi, sampai mengeluarkan uang simpanannya. Ukuran tahu pun kita sesuaiakan. Awal naik kita sesuaikan, naik lagi kita sesuaikan lagi, sampaikan yang terkini naik lagi, kita sulit untuk menyesuaikan lagi,” jelas Didik.
Didik mengungkapkan, naiknya harga kedelai Rp 10.500 sejak setengah tahun yang lalu. Sedangkan kedelai harga Rp 9000 mulai dua tahun yang lalu.
“Selama dua tahun ini kita merugi, ada yang masih bertahan. Semua sepakat kondisinya sama, kita merugi tapi tidak bisa berhenti usaha,” tandasnya.
Para pelaku usaha berharap pemerintah dapat segera mengatasi persoalan kedelai, agar usaha mereka tak gulung tikar.
“Kita berharap kebijakan mulai dari hulu sampai hilir dikawal. Misalnya ada subsidi, harapannya sampai kepada kita atau ada program lain bisa tepat sasaran,” terang Didik.
Beberapa waktu lalu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati sempat mengujungi para pelaku usaha tahu di Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Kepada pengusaha tahu Bupati Ikfina Fahmawati menawarkan solusi mencarikan pasar yang dapat menjual tahu tidak sampai merugi.
“Atau secara komunal biaya produksi dan lain-lain dibantu Pemkab,” tukas Didik.
Namun setelah dikunjungi Bupati Ikfina Fahmawati, sebagian pabrik tahu malah memilih berhenti karena tidak kuat beban biaya produksi.
“Pabrik yang dikunungi bupati kemarin akhirnya benar-benar berhenti produksi. Karena tidak kuat biaya produski. Tidak menutup kemungkinan semuanha juga kan berhenti kalai tak kunjung ada solusi,” pungkasnya.