Peristiwa

Bondowoso Eksportir Paham Radikal

BONDOWOSO, FaktualNews.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu banyak disorot karena adanya oknum berpaham radikal yang singgah di tubuh organisasi tersebut. Hal ini sempat memancing beberapa pihak untuk mengusulkan pembubaran MUI, kendati kabar tersebut hanya beriak di permukaan saja.

Kabupaten Bondowoso diatensi untuk bisa mencegah masuknya paham radikal itu di tubuh MUI. Apalagi, MUI Jatim menyatakan Kabupaten Bondowoso termasuk salah satu penyumbang pimpinan berpaham radikal.

“Bondowoso itu banyak menjadi eksportir paham radikal,” kata Wakil Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Halim Soebahar dalam sambutannya di graha ijen Bondowoso, Sabtu (15/1/2022).

Ia menyebut, pada tahun 2007, Al Irsyad Jember pecah menjadi tiga organisasi, yakni Al Islamiyyah, Perhimpunan Al Irsyad, dan satu organisasi lainnya berpaham radikal.

“Nah, yang satu organisasi berpaham radikal itu ternyata pimpinannya dari Bondowoso,” ucap Halim disambut tawa hadirin.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin juga mendukung langkah MUI untuk lebih selektif lagi merekrut anggota. “Ini tugas berat MUI sampai di tingkat kecamatan. Mereka (paham radikal) mudah menyusup ke lembaga-lembaga,” tuturnya.

Menurutnya, MUI menjadi solusi menangkal paham radikalisme. “Di Bondowoso tidak dijamin aman jika tidak cermat dalam perekrutan pengurus. Oleh sebab itu harus lebih teliti lagi. Karena ulama menjadi bagian menjaga keutuhan NKRI,” pintanya.

Sedangkan menurut Ketua MUI Kabupaten Bondowoso KH. Asyari Fasha mengatakan, bahwa kejadian penyusupan paham radikal di tubuh MUI pusat itu menjadi perhatian pihaknya. “Kami akan lebih selektif lagi dari potensi paham radikal itu mulai tingkat bawah,” tegasnya.