Sosial Budaya

Fery Hardiyantoyo Seniman Tulungagung: Grafiti Bukan Vandalisme

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Seni jalanan grafiti bukan ajang untuk mengkritik dan penyebaran sentimen SARA (suku, agama, ras, antargolongan). Hal itu disuarakan oleh Fery Hardiyantoyo, seniman jalanan grafiti dari Tulungagung.

Meskipun banyak orang yang salah dalam membedakan seni jalanan grafiti dan seni jalanan lainnya, Fery tak lelah untuk terus membuktikan bahwa seni jalanan grafiti bukan berupa vandalisme.

“Meskipun sama-sama berupa tulisan, namun seni jalanan grafiti itu beda dengan seni jalanan lainnya. Masih ada seninya,” jelasnya, Minggu (16/1/2022).

Menurutnya, dari alat lukis seni jalanan grafiti dan seni jalanan lainnya sudah berbeda. Seni jalanan grafiti menggunakan alat semprot dengan tingkat semburan yang bermacam-macam.

“Alatnya itu seperti cat semprot (contohnya Pilox). Bedanya tingkat semburannya bisa diubah,” paparnya.

Disinggung terkait seni jalanan grafiti dengan vandalisme, Fery mengatakan, menurutnya seni jalanan grafiti yang ia lakukan selalu melalui proses perizinan dengan pemilik tembok dan memberikan sketsa kepada pemilik tembok sebelum memulai mengerjakan seni jalanan grafiti tersebut.

“Kalau vandalisme itu, kita menggambar di fasilitas umum dan dengan gambar yang mengkritik, juga SARA. Hal itu sangat saya hindari,” pungkasnya.(Aziz)