FaktualNews.co

Harga Ayam Potong di Jember Melonjak, Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli

Ekonomi     Dibaca : 1182 kali Penulis:
Harga Ayam Potong di Jember Melonjak, Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli
FaktualNews.co/hatta
Pedagang ayam di Pasar Tanjung Jember saat dikonfirmasi FaktualNews.co

JEMBER, FaktualNews.co – Para pedagang di sejumlah pasar wilayah Kabupaten Jember mengeluh. Pasalnya saat ini terjadi kenaikan harga daging ayam potong, yang diikuti sepinya pembeli.

Saat ini harga per kilo daging ayam potong mencapai Rp 38 – Rp 40 ribu untuk kualitas super. Padahal, sebelumnya Rp 30 – 32 ribu.

“Kenaikan harga sudah berlangsung sekitar seminggu ini,” kata seorang pedagang daging ayam, Devi, Senin (17/1/2022).

Devi mengaku tidak mengetahui penyebabnya kenaikan harga ayam ptong tersebut.

“Saya sendiri juga bingung. Dari juragan seperti itu. Apalagi kondisi kenaikan harga ini ditambah peminat atau pembeli juga sepi,” ungkapnya.

Karena sepi pembeli, lanjutnya, para pedagang tidak mengambil stok banyak.

“Untuk stok juga aman. Tidak sampai kesulitan. Tapi ya gitu kita tidak ambil banyak. Karena sepi. Secukupnya saja itupun masih di simpan di frezer. Hari ini saja hanya laku beberapa potong daging, dan baru bisa setor ke juragan Rp 400 ribu,” ucapnya.

Pedagang daging ayam asal Pasar Kepatihan Hadi juga mengakui kenaikan harga daging ayam potong tersebut. Kata Hadi, kenaikan harga itu terjadi sejak awal 2022.

“Naik harga memang, sejak awal tahun 2022 kemarin habis tahun baruan. Saya juga bingung tak tahun kenapa. Tapi sejak itu terus naik. Sekarang saja sudah Rp 38 ribu,” ucapnya.

Kenaikan harga daging ayam potong tersebut juga dikeluhkan pedagang makanan siap saji.

Salah seorang pemilik warung ayam geprek di wilayah Kampus Jalan Jawa, Kecamatan Sumbersari. Kiki mengatakan, dengan kenaikan harga daging ayam. Dirinya terpaksa mempertimbangkan untuk menaikkan harga makanan yang dijualnya.

“Tapi ya repot juga. Kalau naik, pembeli sepi. Tapi kalau tidak naik, saya yang rugi. Tidak tahu ini,” katanya.

Sebagai alternatif, lanjutnya, Kiki terpaksa mengurangi porsi daging yang dijualnya. “Ya kan bahannya ayam geprek ada tepungnya. Jadi ya potongan dagingnya itu kita kurangi. Tapi ya semoga mahalnya harga daging ayam ini tidak terlalu lama,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah