Hasil Evaluasi Kadispendik dan Beberapa Pakar, PTM 100 Persen di Surabaya Dilanjutkan
SURABAYA, FaktualNews.co – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, dan SMP di Kota Surabaya sudah berjalan selama sepekan.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bersama sejumlah pakar menggelar evaluasi terhadap pelaksanaan PTM di surabaya. Dari evaluasi tersebut menyatakan, bahwa PTM 100 persen bagi pelajar PAUD, SD dan SMP di surabaya tetap dilanjutkan.
Selain dihadiri oleh Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh, hadir juga Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) dr. Windhu Purnomo, Pembina Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur (Jatim) Estiningtyas Nugraheni, dan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim dr. Dominicus Husada.
Yusuf Masruh mengatakan, PTM 100 persen tetap berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Saat ini, belum ada laporan warga sekolah yang terpapar Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Kami ingin orang tua merasa aman dan nyaman ketika menitipkan anak-anak di sekolah. Ini ikhtiar kami bersama untuk memberi layanan terbaik bagi anak-anak di Kota Surabaya,” kata Yusuf Masruh.
Bidang Pengembangan, Penelitian & Pendidikan IDAI Jatim dr. Dominicus Husada mengatakan, kebijakan PTM ini tetap dapat dijalankan di Kota Surabaya dengan kehati-hatian. Pihaknya belum melihat alasan yang cukup untuk memberi masukan agar PTM dihentikan.
“Kalau kasusnya melonjak, baru kita lakukan evaluasi kembali,” tegasnya.
Sementara Pakar Epidemiologi Unair dr. Windhu Purnomo menyebut, sejauh ini Indonesia tampak bagus dalam menghadapi Covid-19 Varian Omicron. Pasalnya, di negara-negara lain, puncak kasus terjadi pada 40 hari sejak kasus pertama ditemukan. Hal itu terjadi di negara-negara Afrika, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain.
“Sedangkan di Indonesia, kasus pertama ditemukan pada pertengahan Desember. Seharusnya sekarang ini prediksi puncaknya. Tapi sekarang masih di bawah ambang batas bahaya. Jadi, kita tidak usah khawatir dengan Omicron, karena ini sudah seperti influenza biasa,” urainya.
Selain itu, setiap lembaga pendidikan harus memiliki penanggung jawab dan standar yang jelas untuk pelaksanaan PTM 100 persen.
“Yang paling penting menerapkan 3M dan tidak ada kerumunan. Kemudian ada Satgas Covid-19 dari unsur sekolah, RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan di mana lembaga pendidikan itu ada. Ini penting untuk membantu sterilisasi lingkungan sekolah,” jelasnya.