Pengobatan Balita Penderita Tumor di Jombang Terhenti Akibat BPJS, Butuh Uluran Tangan
JOMBANG, FaktualNews.co – Kondisi memprihatinkan dialami seorang balita di Dusun Keplaksari, Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Pasalnya, penderita tumor jinak dan pemendekan otot kaki (ctev) pengobatannya terhenti karena tunggakan iuran BPJS tak bisa terbayarkan.
Adlah Salihah Althafunnisa (4) harus menahan rasa sakit yang diakibatkan benjolan karena pemendekan otot di kaki sejak dirinya mulai berjalan dan tumor jinak yang berada di panggulnya sejak lahir.
Nisa panggilan balita malang ini adalah anak pasangan Maulida (27) dengan Gamas (40) yang bekerja serabutan serta hidupnya serba pas-pasan. Karena itu, harus menunda pengobatan anak pertamanya selama dua tahun terakhir karena tak mampu lagi membayar iuran BPJS Kesehatan kelas 3 untuk berobat di salah satu rumah sakit di Jombang.
Dampak dari penyakit yang dialami Nisa, kaki kirinya berukuran lebih kecil dibanding kaki kanan dengan agak melengkung yang segera dibutuhkan operasi. Serta benjolan tumor di bagian pinggulnya yang seiring berjalannya waktu bertambah besar dan diperlukan operasi pula.
“Dua tahun ini selama pandemi Covid-19 tidak bisa lagi antar Nisa berobat karena iuran BPJS nunggak, gak bisa bayar. Sudah hutang kemana-mana, bingung dan akhirnya terpaksa tidak lanjut berobat,”ungkap Maulida pada Rabu (19/1/2022).
Besaran tunggakan iuran BPJS milik Nisa agar dapat melanjutkan pengobatan putri malang ini sekitar Rp 2,5 juta.
“Kira-kira nunggaknya dua tahun, mau gimana lagi suami juga kerjanya tidak tetap, hanya jadi kru orkes kalau ada tanggapan. Kalau tidak ya serabutan kayak sekarang disuruh cat rumah orang ya mau. Kalau tidak ada pemasukan hutang ke warung,”jelasnya.
Saat disinggung tentang pendaftaran diri BPJS bersumber APBN alias gratis, diungkapkan Maulida pernah dicoba, namun tak ada hasilnya.
“Pernah coba tanya, tapi katanya itu sudah dihapus makanya gak bisa lagi,”ujarnya.
Ibu dari dua anak ini karena tak tega melihat kondisi anak pertamanya yang pengobatannya terhenti akibat tunggakan iuran BPJS. Sehingga inisiatif muncul dari dirinya mengetuk pintu para dermawan demi kesembuhan Nisa.
“Saya sudah bingung cari jalan keluar karen saya pengen anak saya dapat berobat lagi. Makanya saya mencoba menghubungi orang-orang yang biasa di bidang sosial untuk membantu anak saya,”ungkapnya.
Tak ada hal lain yang diharapkan Maulida untuk sang buah hati selain kesembuhan putrinya dengan mengangkat penyakitnya.
“Yang tumor jinak harus dioperasi, dulu nunggu berat dan umurnya cukup karena katanya tidak terlalu ganas. Makanya yang saya dulukan adalah pengobatan di kaki agar anak saya bisa sembuh dan normal seperti anak lainnya,”ujar Maulida memungkasi.