TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Penduduk miskin ekstrem di Kabupaten Tulungagung mencapai 1,7 persen dari total seluruh penduduk yang didominasi pada tiga Kecamatan di Tulungagung. Hal itu disebabkan dampak dari pandemi Covid-19.
Penduduk dalam kategori miskin ekstrem memiliki indikator pengeluaran dalam satu bulan tidak lebih dari Rp 382 ribu per kapita.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, angka kemiskinan di Tulungagung mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Belum lagi adanya dampak dari pandemi Covid-19 yang semakin memperparah jumlah angka kemiskinan di Tulungagung.
“Semua dinas dan pemerintah desa di Pemkab Tulungagung akan bersama-sama membuat program untuk mengentaskan kemiskinan di Tulungagung yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 ini,” jelasnya. Kamis (20/01).
Maryoto menambahkan, adapun beberapa program untuk menekan angka kemiskinan tersebut yaitu program padat karya, program memudahkan perizinan usaha, program pembangunan infrastruktur, program peningkatan ekonomi desa dan lain sebagainya.
“Program-program tersebut dilakukan agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat supaya perputaran ekonomi bisa kembali berjalan,” paparnya.
Sekertaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tulungagung, Erwin Novanto menambahkan, terjadinya peningkatan angka kemiskinan yang paling signifikan di Tulungagung yaitu terjadi pada tahun 2020 dan 2021.
Menurutnya, peningkatan tersebut merupakan dampak dari pandemi Covid-19. Berdasarkan data, persentase angka kemiskinan di Tulungagung mencapai 6,7 persen.
“Dari 6,7 persen penduduk miskin ada sebanyak 1,7 persen penduduk masuk dalam kategori miskin ekstrem yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu Sendang, Pagerwojo dan Kalidawir,” tambahnya.
Erwin menambahkan, penduduk yang masuk dalam kategori miskin ekstrem memiliki indikator pengeluaran dalam satu bulan tidak lebih dari Rp 382 ribu per kapita.
“Kalau didasarkan RPJMD target penurunan angka kemiskinan adalah 6,5 persen atau mengembalikan angka kemiskinan pada sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Sedangkan pada tahun 2024 target kami 0 persen penduduk miskin ekstrem,” jelasnya.
Erwin mengaku, untuk mengentaskan penduduk dari garis kemisikan menjadi tanggungjawab seluruh dinas dan pemdes di Tulungagung. Dinas atau pemdes kedepannya akan melakukan program yang sifatnya menurunkan angka kemiskinan di Tulungagung.
“BLT-DD menjadi satu-satunya stimulus instan yang akan diberikan kepada penduduk rentan miskin. Sekitar 40 persen DD akan dialokasikan pada BLT-DD. Selain itu penekanan inflasi juga penting dilakukan, agar daya beli masyarakat kembali meningkat,” pungkasnya.(Aziz)