NGANJUK, FaktualNews.co – Upaya antisipasi tingginya harga minyak di masyarakat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Kabupaten Nganjuk menggelar operasi pasar minyak murah dengan harga Rp 14.000.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan pemerintah, menetapkan harga minyak goreng Rp14.000 per-liter,” ujar Haris Jatmiko Kepala Dinas Diperindag Nganjuk kepada FaktualNews.co, Rabu (26/01/2022).
Pasar minyak murah itu digelar mulai Pukul 10.00 Wib sampai 11.00 Wib.
Menurut Haris, Diperindag Nganjuk menyediakan minyak goreng sebanyak 2.500 liter untuk masyarakat di Kecamatan Nganjuk dalam waktu sehari.
Pihaknya juga berupaya agar masyarakat bisa dapat minyak goreng dengan harga sesuai yang diberlakukan pemerintah. Karena harga minyak goreng di pasaran masih dijual dengan harga tinggi.
Namun demikian, minyak pembelian seharga Rp14.000 itu ada ketentuan penjualan. Minyak seharga itu hanya dapat dibeli mulai tanggal 19 sampai 26 Januari. Masyarakat diharuskan membawa KTP-el. Minyak goreng bisa dibeli maksimal sebanyak 2 liter untuk setiap orang.
Kegiatan penjualan minyak murah itu langsung habis terjual. “Hari ini saja, saat ini sudah habis 2500, dalam hitungan waktu nggak sampai 2 jam,” pungkasnya.
Perlu diketahui dalam waktu sebulan terakhir, masyarakat membeli minyak goreng dari harga Rp19.000 sampai Rp22.000.
Hal tersebut diungkapkan Purtini (54), warga Kelurahan Kauman di kecamatan setempat. Menurutnya, harga minyak yang mahal itu menyulitkan aktifitasnya.
Purtini yang punya usaha catering itu mengeluh saat harga minyak goreng jadi mahal. “Saya kan punya usaha catering ya kesulitan,” ujar Purtini.
Sementara akibat banyaknya warga yang berdatangan beli minyak murah, Disperindag Nganjuk dengan kepolisian mencegah terjadinya kerumunan.
Kabag Ops Polres Nganjuk Kompol Abdul Rokib mengungkapkan, penjualan minyak murah itu harus sesuai dengan prosedur protokol kesehatan (prokes).
Dia bersama 50 personil gabungan yang terdiri dari Polres Nganjuk, Polsek Nganjuk dan Satpol-PP Nganjuk menyekat pembeli dan membagi beberapa pos dan memandu ketertiban pembeli.
Hal itu juga supaya tidak terjadi desak-desakan. “Masyarakat sudah kita bagi, kita sekat pintu masuk, kita atur supaya tidak terjadi penumpukan,” kata Abdul Rokib.
“Mereka membeli, membawa barang, dengan diarahkan selalu memakai prokes,” ungkapnya.