FaktualNews.co

Tanaman Buah Naga Dinilai Tak Produktif, Pemkab Jember Ganti dengan Klengkeng

Advertorial     Dibaca : 908 kali Penulis:
Tanaman Buah Naga Dinilai Tak Produktif, Pemkab Jember Ganti dengan Klengkeng
FaktualNews.co/hatta
Lokasi lahan agrowisata tanaman buah naga yang dibabat habis di kawasan Puncak Rembangan Jember

JEMBER, FaktualNews.co – Lahan agrowisata tanaman buah naga milik Pemkab Jember seluas 286 hektare di wilayah Puncak Rembangan, Kecamatan Patrang, kini dibabat habis dan tampak gundul.

Terkait gundulnya lahan itu, Pemkab Jember akan mengganti dengan tanaman klengkeng.

Alasan tindakan mengganti tanaman tersebut, karena setelah puluhan tahun dibudidayakan, tanaman buah naga itu dinilai tidak produktif.

“Usia tanaman buah naga itu sudah mencapai sekitar 20 tahun. Sudah banyak tanamannya yang rusak, sehingga tidak produktif lagi,” ucap Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikutura dan Perkebunan, Imam Sudarmaji melalui ponselnya, Minggu (6/2/2022).

Dengan tidak produktifnya tanaman buah naga tersebut, kata Imam, juga berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemkab Jember.

“Omzet buah naga itu semakin hari mengalami penurunan. Bahkan tahun 2021 lalu, sudah tidak ada kontribusi ke PAD. Maka dari itu perlu adanya pembaruan di lahan agrowisata rembangan ini,” sambungnya.

Melalui berbagai pertimbangan, kata Imam, dipilih tanaman klengkeng untuk mengganti tanaman buah naga itu.

“Yang kami nilai, lebih prospek dan menjanjikan. Terlebih lagi, tanaman klengkeng saat ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” ujarnya.

Untuk bibit tanaan klengkeng itu, kata Imam, Pemkab Jember juga berkoordinasi dengan tim ahli pertanian dari Universitas Jember (Unej).

“Varietasnya itu, jenis klengkeng Jember super. Dimana cara pembuahannya bisa diatur sesuai dengan keinginan atau target pasar. Bahkan dalam jangka waktu dua tahun saja dari proses penanaman, kelengkeng sudah bisa berbuah dengan maksimal,” sambungnya.

Dari perhitungan secara matematika dan teori, kata Imam, nantinya pada tahun kedua, saat musim panen. Tanaman kelengkeng akan mengalami peningkatan produksi.

“Bisa sekitar 100-130 kilogram per pohonnya. Apalagi harga kelengkeng sekarang, sudah mencapai Rp 30 ribu per kilo dari petaninya. Jadi sudah bisa dibayangkan, berapa penghasilan petani,” kata Imam.

Selain memberikan keuntungan secara ekonomi bagi PAD dan juga petani setempat. Mengingat lokasi lahan tanah itu, juga lokasi argowisata. Maka juga akan dikembangkan, menjadi destinasi wisata menarik di Jember.

“Sehingga sebagai edukasi, dengan luasan 286 hektare. Lokasi tanaman klengkeng itu juga dapat jadi jujukan wisata. Sehingga pengunjung dapat menikmati wahana wisata petik buah klengkeng secara langsung, yang memang lokasinya juga mendukung,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah