MOJOKERTO, FaktualNews.co – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menyebut usia perempuan di Kota Mojokerto lebih panjang dibanding laki-laki.
Bahkan ia menyampaikan, penduduk Kota Mojokerto didominasi oleh perempuan berdasarkan data Badan Pusat Statstik (BPS) Jatim.
Hal ini disampaikan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menghadiri pelantikan pengurus DPC Persatuan Ahli Salon Kecantikan dan Pengusaha Salon Indonesia, Tiara Kusuma, Kota dan Kabupaten Mojokerto di Rumah Rakyat, Selasa (8/2/2022).
“Jumlah perempuan Kota Mojokerto berdasarkan pendataan 2021 ada 52 persen. Artinya jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Saya kira ini sama dengan data yang dirilis dari BPS Jatim untuk jumlah perempuan yang ada di Jatim,” terang perempuan yang disapa Ning Ita itu.
Selain itu menurut dia usia harapan hidup perempuan Kota Mojokerto juga lebih lama 7 tahun dibandingkan laki-laki. “Artinya kita ini lebih berumur panjang dibandingkan pria,” tegas Ning Ita demikian biasa disapa.
Menurut dia, ini data dari pendataan keluarga yang dilakukan oleh lembaga kredibel Unesa untuk wilayah Kota Mojokerto pada akhir tahun 2021 lalu.
“Usia harapan hidup perempuan lebih lama 7 tahun. Artinya melihat data tersebut kita sebagai kaum perempuan harus mampu memiliki kemandirian dibandingkan dengan pria, karena kita miliki harapan usia lebih panjang,” pesan dia.
Dengan semakin panjangnya harapan hidup ini dia ingin perempuan semakin berdaya guna. Dan bukan sebaliknya panjang umur namun menjadi beban.
Maka berdasarkan data itu Pemkot Mojokerto yang dia pimpin dalam mengatur Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah (APBD) juga sangat memperhatikan masalah gender ini.
Artinya setiap tahun dalam anggaran APBD kami sudah memprioritaskan dalam rangka pembangunan berbasis gender dan kaum minoritas bisa dilihat,” papar Ning Ita.
Kemudian Ning Ita menyinggung bahwa di tahun 2021, Pemkot Mojokerto sudah meraih penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Kami tentu sangat mengupayakan dalam program pembangunan. Bahwa pembangunan ini lebih utamakan perempuan karena jumlah lebih banyak dan usia lebih panjang. Maka harus memiliki kemandirian ekonomi yang dilandasi dengan pendidikan dan kesehatan,” tutur istri dari Supriyadi Karima Saiful ini.
Selain itu Ning Ita menjabarkan tentang dua indikator yang dirilis oleh BPS. Yakni Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
“IPG ini mencapai ukuran kualitas. Tidak sakitan, kemudian secara ekonomi miliki kemandirian tak bergantung pada orang lain. Demikian halnya tentang pendidikan. Meskipun tak harus dengan memiliki titel panjang,” paparnya.
Sedangkan untuk IDG melihat perempuan dari kemandiriaan ekonomi dan keikutsertaan terhadap politik. “Ini melihat sejauh mana kesetaraan gender. Dalam dunia ekonomi, pengambil keputusan dan politik,” tegas dia.
Dan data yang dirilis oleh BPS bahwa IPG dan IDB Kota Mojokerto jauh melesat tinggi dibanding Jatim.
Tahun 2021 Jatim baru diatas 91,7 persen untuk IPG, sementara Kota Mojokerto sudah 93,2 persen. Dan untuk IDB Jatim masih 73,03 persen, sementara Kota Mojokerto sudah 90,5 persen.