SURABAYA, FaktualNews.co – Komplotan penculik anak karena hutang orang tua di Cumpat Kulon, Surabaya, bukan sekali ini saja beraksi.
Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Giadi Nugraha menyebut, para pelaku merupakan kelompok penagih hutang yang sudah dua kali menjalankan aksinya.
“Mereka kelompok penagih utang. Ada lima pelaku, empat sudah kami tangkap, otak kejahatannya masih buron,” kata Giadi, Jumat (11/2/2022).
Ketika beraksi, kelompok itu dikatakan Giadi, akan melakukan berbagai cara agar si pengutang membayar tagihan, seperti menculik anak sebagai jaminan.
“Anak tersebut tidak dianiaya diberi makan. Selama beberapa hari diculik dia dibawa keliling kawasan Sampang berkali-kali sampai akhirnya ditinggalkan di Pasar Blega, Bangkalan,” lanjutnya.
AKP Giadi mengatakan, para pelaku baru mendapat bayaran jika berhasil membuat pengutang membayar tagihan.
“Sekali menculik mereka ini bayarannya satu sampai dua juta per orang. Mereka ini bisa dibilang jaringan baru. Kalau tidak ada laporan polisi, bisa lebih parah,” tutupnya.
Peristiwa penculikan seorang pelajar laki-laki berusia 16 tahun membikin geger warga Bulak Cumpat Kenjeran, Surabaya, pada Kamis (3/2/2022) sekitar pukul 12.20 WIB.
Diana, mengaku anaknya dibawa pergi oleh sejumlah orang saat sedang bersama kakeknya yang berusia 70 tahun. Sekelompok orang itu, menurut Diana, sempat memukul anaknya sebelum menyeretnya ke dalam mobil.
Aksi tersebut sempat divideokan oleh warga yang kebetulan berada di dekat lokasi kejadian. Meski mengetahui, warga setempat tidak berani menolong karena para pelaku membawa senjata tajam.
Polres Pelabuhan Tanjung Perak, selanjutnya bergerak cepat. Korban ditemukan di Pasar Blega, Kabupaten Bangkalan – Madura, pada Sabtu (5/2/2022) dini hari.
Selain menemukan korban, polisi juga berhasil meringkus para pelaku. Mereka adalah AM(45) dan S (37) asal Sampang, kemudian S (39) dan U (40) dari Kota Surabaya. Sedangkan otak komplotan berinisial H, masih buron.