FaktualNews.co

Kerajinan Ecoprint Nanik Kediri Dipasarkan Hingga Australia dan Belanda

Ekonomi     Dibaca : 1468 kali Penulis:
Kerajinan Ecoprint Nanik Kediri Dipasarkan Hingga Australia dan Belanda
Nanik Setyo menunjukkan hasil karyanya.

KEDIRI,FaktualNews.co – Seorang mantan desainer  Nanik Setyo (51), warga Kelurahan Ngletih, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, banting setir menekuni usaha ecoprint kaus dan kerudung.

Dirinya sengaja menekuni kerajinan ini, karena ramah lingkungan. Sebab pewarna ecoprint dari bahan alami, seperti dari daun, batang, dan kulit tumbuhan yang didapat dari lingkungan rumahnya. Bahkan, hasil karya Nanik sempat dibawa oleh Pemkot Kediri ke Australia dan Belanda, untuk dipasarkan di sana.

Sedangkan Nanik mulai menekuni kerajinan ecoprint sejak 2019 silam, setelah usaha menjadi desainer sepi akibat pamdemi. “Awalnya saya menjadi desainer baju. Namun. Karena pamdemi desainer sepi akhirnya saya menekuni kerajinan ecoprint, dan dibawa pemkot ke mancanegara,” jelas Nanik, Jumat (25/2/2022).

Karena belum pernah mencoba sebelumnya, Nanik melihat dari youtube toturial membuat kerajinan ecoprint. Meski sempat gagal, namun berkat usaha keras pantang menyerah, akhirnya Nanik berhasil hingga sekarang.

“Jadi awal mencoba gagal, terus percobaan kedua gagal. Kemudian saya melihat di youtube dan kami terus mencoba. Alhamdulillah berhasil,” tambah Nanik.

Menurut Nanik kerajinan ecoprint memanfaatkan tumbuhan alami sebagai motifnya. Kalau di Kediri daun tumbuhan yang biasa digunakan perajin untuk motif ecoprint antara lain daun jati, kalpataru, jarak, lanang, kosmos, tabebuya dan bunga airmata pengantin.

“Tinggal imajinasi kita untuk membuat pola atau motif batik dari daun-daun yang ada di sekitar lingkungan kita,” kata  Nanik.

Cara membuat batik ecoprint cukup mudah. Yakni kain yang sudah dibersihkan lalu direndam, dan selanjutnya kain dibentangkan di lantai.

“kemudian kita menata daun sesuai imajinasi kita atau motif yang kita inginkan. Setelah daun tertata, selanjutnya ditutup dengan kain dan dibungkus dengan plastik,” ungkap  Nanik.

Proses selanjutnya kain dan plastik digulung dan diikat, kemudian dikukus selama dua jam. Setelah itu kain diangkat dan diangin-anginkan selama 4 hingga 5 hari.

“Alhamdulillah, dengan dibantu oleh beberapa anggota keluarga, dalam sebulan kami mampu membuat 30 hingga 40 potong kain untuk kerudung atau hijab, serta kaos,” imbuh Nanik.

Harga jual kaus ecoprint milik Nanik dijual mulai harga Rp 200 ribu hingga Rp  270 ribu. Sedangkan kain ecoprint untuk kerudung dijual Rp 85 ribu.

“Saat ini pemasaran kita lewat media sosial, dan juga langsung. Alhamdulillah pesanan dari kota-kota Besar di Jawa dan Jakarta.”tandas Nanik Setyo.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris