Menilik Pedati Amphibi Milik Adipati Djojohadiningrat di Depan Mushola Kediri
KEDIRI, FaktualNewa.co – Sebuah Pedati kuno yang mempunyai nilai sejarah diketemukan di Desa Kandat, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri. Pedati tersebut bentuknya unik dan beda dari pada yang lain.
Bentuk Pedati Kuno tersebut memiliki panjang kurang lebih 7 meter dan 2 meter dan berbentuk amphibi (bisa menjadi kereta dan bisa menjadi perahu). Sementara roda kiri-kanan terbuat dari kayu. Meski umurnya ratusan tahun, namun tergolong awet dan kuat.
Pedati antik tersebut diyakini milik Sang Adipati Djojohadiningrat, atau Bupati Kediri pertama (masih simpang siur). Pedati tersebut dijuluki Mbah Gleyor, karena saat berjalan Pedati Mbah Gleyor jalannya tidak bisa mulus.
Salah-satu tokoh Desa Kandat Hj Musiswatin (72) mengatakan, berdasarkan keterangan orang yang merawat kali pertama yakni Mbah Matal (alm), bahwa semenjak ditinggal dan ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado, Sang Bupati Djojohadiningrat meninggalkan keretanya di pekarangan rumahnya di Jalan Watu Gede Desa Kandat.
Hj Muniswatin menambahkan, sekitar tahun 1949 sesuai keterangan Mbah Matal sang juru kunci, jika ada wangsit untuk memindahkan kereta itu dari tempat kali pertama kereta itu berada atau saat Adipati ditangkap Belanda.
“saat akan dipindahkan ke arah barat Pedati itu tak bisa jalan, meski sudah ditarik dengan dua kerbau dan dibantu dengan bantuan masyarakat setempat. Namun ketika Pedati diarahkan ke timur, Pedati cukup didorong oleh Mbah Matal dan Istrinya bisa jalan,” kata Muniswatin, Selasa (1/3/2022)
Pedati yang didorong Mbah Matal dan istrinya kemudian berhenti dan tidak bisa jalan lagi saat sampai di depan Mushola. Hingga saat Pedati milik Adipati Djojohadiningrat berada di Mushola Mbah Gleyor dan menghadap atau membujur ke Selatan-utara.
“Dulu saat masih menghadapi ke Selatan, Pedati Adipati Djojohadiningrat sering didatangi oleh warga masyarakat yang mempunyai hajat. Seperti mau pesta pernikahan atau Khitanan, pasti ada warga yang “Nyadran” ke Pedati Adipati Djojohadiningrat untuk mengharap berkah,” kata Sutanto, Ketua RT setempat.
Pedati peninggalan Adipati Djojohadiningrat itu hanya dirawat penduduk desa setempat belum mendapat campur tangan dari pemerintah.
“Dari Pemerintah Daerah memang belum perhatian. Pedati Mbah Gleyor itu dibiarkan dalam bangunan joglo terbuka dengan pagar besi yang dibangun oleh keturunannya. Keturunannya adalah Pak Haji Muhadi, mantan Bupati Blitar,” tutup Sutanto, Ketua RT.