SURABAYA, FaktualNews.co – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kumpulkan seluruh Kader Surabaya Hebat di Gedung Convention Hall, Jalan Arif Rahman Hakim. Dalam kesempatan ini, Eri Cahyadi, menampung keluhan, masukan, hingga soal keterlambatan insentif untuk para kader. Bahkan Wali Kota Eri melarang kadernya meminta hak mereka, karena itu sudah menjadi kewajiban pemerintah memberikan sebagai bentuk apresiasi.
Eri Cahyadi menegaskan, tidak ada perbedaan antara kader satu dengan lainnya serta tidak ada kader yang dipecat. Kader yang selama ini telah berkontribusi masih bertugas sebagai anggota, sedangkan tiga orang kader yang masuk di dalam Surat Keputusan (SK) Kader Surabaya Hebat bertugas sebagai koordinatornya.
“Jadi, bagi anggota kader sebelumnya, maupun itu yang berpendidikan SD, tidak berijazah dan sudah lanjut usia (lansia) itu jadi anggotanya. Makannya saya bilang, kader ini semuanya sama messkipun koordinator, meskipun anggota, tetap sama Rp 400 ribu insentifnya. Makannya, saya bingung ada yang bilang lulusan SD nggak dipakai lagi,” tegas Wali Kota Eri.
Wali Kota mengatakan, dari zaman kepemimpinan wali kota terdahulu hingga sekarang, yang namanya kader itu bekerja dari hati. Semua kader sama hebatnya dengan kader yang ada saat ini, bahkan sebelumnya tidak ada kader yang mendapatkan insentif ataupun uang transpor.
Di acara silaturahmi bersama Kader Surabaya Hebat, Wali Kota menyampaikan soal insentif. Bahwa pemberian intensif itu sudah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sebagai bentuk apresiasi kepada para kader.
“Karena apresiasi pemkot, naik dari Rp 25 ribu, terus zaman saya jadi Kepala Bappeko naik lagi jadi Rp 50 ribu, terus ada yang Rp 100 ribu. Tapi sendiri-sendiri, tergantung dari SK masing-masing kepala dinas. Kalau sudah jadi kader, tidak ada yang namanya lulusan SD dan SMP,” papar Wali Kota Eri Cahyadi.
Terkait pencairan insentif kader yang akhir-akhir ini terlambat dan menjadi perbincangan hangat. Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu mengatakan, keterlambatan pencairan insentif itu lumrah terjadi di awal tahun. Karena harus menunggu anggaran dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masuk, setelah uang hasil dari PAD masuk, bisa dipastikan pemberian insentif di bulan berikutnya bakal berjalan lancar.
“Pencairan insentif Januari – Februari minggu ini, sebelum 10 Maret 2022. Insentifnya Rp 400 ribu. Kan nunggu PAD masuk, awal tahun kan biasa kayak gini (terlambat), nanti setelah dua bulan baru lancar PAD-nya,” kata Cak Eri.
Terakhir, Cak Eri Cahyadi berpesan kepada para kader, yang pertama bagi kader yang sudah masuk di dalam SK tahun sebelumnya masih tetap menjadi bagian kader di Surabaya. Sedangkan yang masuk di dalam SK tahun 2022, itu menjadi koordinator bagi para kader sebelumnya untuk memudahkan koordinasi. Begitu pula dengan insentifnya, ia menegaskan sekali lagi tidak ada perbedaan antara koordinator dengan anggota.
Yang kedua, ia menyampaikan tidak ada batasan terkait dengan pendidikan dan usia kader. Sedangkan ketiga, kader yang menjadi satu di setiap RT itu nantinya akan bertugas membantu menyampaikan permasalahan warga kepada lurah dan camat. Terakhir, bila nanti para kader sudah masuk ke dalam Kader Surabaya Hebat, maka tidak akan ada lagi sekat antara kader satu dengan lainnya yang diatur ke dalam peraturan wali kota (Perwali).
“Saya yakin dan panjenengan sampaikan kepada para kader yang ada di Surabaya, kalau sudah masuk ke dalam SK terdahulu, maka hari ini tetap menjadi kader hebatnya Surabaya. Jadi nanti kalau saya panggil tidak perlu semuanya, cukup saya panggil koordinatornya. Saya minta tolong kepada semuanya, saya tidak ingin dengar lagi anda meminta hak, karena anda tidak perlu meminta hak, tapi itu sudah kewajiban pemerintah memberikan apresiasi kepada para kader – kader yang hebat ini,” pungkasnya.