FaktualNews.co

Gubernur Jatim Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Murah di Lamongan

Ekonomi     Dibaca : 653 kali Penulis:
Gubernur Jatim Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Murah di Lamongan
FaktualNews.co/Ahmad Faisol/
Caption : Gubernur Jatim saat Operasi pasar di Lamongan

LAMONGAN, FaktualNews.co – Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Jawa Timur, membuat Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, terus bergerak untuk memastikan ketersediaan minyak goreng di Kabupaten/Kota.

Meski Khofifah sempat menyebutkan produsi minyak goreng Jatim seharusnya surplus, karena kebutuhan minyak goreng di Jatim sebanyak 59 ribu ton, namun di lapangan kenyataannya berbeda.

“(Minyak goreng) yang diproduksi untuk Jawa Timur itu 63 ribu ton. Harusnya masih ada surplus 4 ribu ton, mulai dari tanggal 19 Januari saya keliling untuk minyak goreng, kami juga koordinasi dengan Mendag RI, seluruh pihak terkait, mengkoordinasikan semuanya, pokoknya kita ikhtiarkan maksimal,” kata Khofifah, saat menggelar Operasi Pasar Minyak Goreng Murah, di Kantor UPT Bapenda Kabupaten Lamongan, Sabtu (5/3/2022).

Khofifah menmbahkan, segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasaran.

“Kawan-kawan sekalian ada pelaku usaha ultra mikro kalau pelaku usaha mikro biasanya mereka masih bisa mengakses lembaga-lembaga perbankan, kalau mereka pelaku usaha mikro itu masih terdaftar dalam proses pemberian bantuan usaha tapi sering kali mereka tidak bisa mengakses lembaga perbankan,” Jelas Khofifah.

Saat ini salah satu upaya yang ditempuh Pemprov Jatim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak goreng adalah dengan menggelar operasi pasar di berbagai kabupaten/kota di Jatim.

“Pada operasi pasar keliling, ini 2 liter seharga 25 ribu rupiah. Hari ini disiapkan 4 ribu liter. Ini dilakukan Pemprov Jatim, bersama TNI dan APPMGI (Asosiasi Pengusaha Pengemas Minyak Goreng Indonesia),” ucap orang nomor satu di Jatim tersebut.

Pendistribusian difokuskan untuk pasar tradisional dan toko-toko non retail modern. “Apalagi semakin mendekati bulan puasa, nanti dikhawatirkan ada panic buying. Jadi terus bergerak mendistribusikan ke pedagang non pasar retail modern. Jadi kita ingin menembus pasar tradisional dan toko-toko peracangan,” tutur Khofifah.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid