Peristiwa

Ternyata Ini Poin Penting Isi Prasasti Situs Gemekan Peninggalan Mpu Sindok

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melibatkan ahli epigraf, Ismail Lutfi untuk menganalisis batu prasasti bertuliskan aksara jawa kuno yang ditemukan di Situs Gemekan, Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Prasasti yang terbuat dari batu andesit itu ditemukan tim ekskavasi saat menggali tanah di sisi timur laut bangunan yang diduga merupakan candi tersebut pada kedalaman 130 sentimeter (cm).

Prasasti tersebut berbentuk segi lima dengan kondisi yang tidak lagi utuh. Ketinggianya tersisa 91 cm, lebar 88 cm, dan tebal 21 cm. Saat ini diletakkan di kantor BPCB Jatim yang terletak di Jalan Majapahit, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Setelah melakukan analisis, Ismail Lutfi yang juga merupakan arkeolog BCPB Jatim mengungkapkan, empat poin penting dari isi batu prasasti Gemekan. Pertama, dalam baris pertama terdapat penyebutan angka penanggalan, yakni tahun 852 Saka atau 930 Masehi pada era Raja Mpu Sindok.

“Pada baris pertama, ada penyebutan angka tahun dan sudah dikompresikan oleh kawan saya dari Perancis itu ketemu sampai tanggalnya yakni 7 Oktober 930 masehi. Itu sudah detail banget ya,” kataya, Minggu (6/3/2022).

Kedua, menyebutkan nama Sri Maharaja Rakai Hino Mpu Sindok. Ketiga, menyebut nama-nama tokoh sekitar yang menjadi saksi upacara penetapan sima atau tempat suci. Salah satunya adalah penjebat Desa Lemah Tulis.

“Kita menemukan data penting dari batu prasasti Alasantan yang ditemukan di Desa Bejijong. Ternyata Alasantan itu menyebutkan Lemah Tulis itu nama asli dari Bejijong (Desa di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto), Dan jarak antara Gemekan dan Bejijong itu tidak terlalu jauh. Jadi sangat relevan informasi dari prasasti ini, kalau menyebutkan salah satu pejabat di lingkungan sini yang diundang itu Lemah Tulis,” ungkap Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang itu.

Keempat, dalam prasasti tersebut menyebut kata ‘Padang’. Menurutnya, kata Padang adalah induk dari wilayah Gemekan. Namun ia belum bisa memastikan Padang ada daerah atau terletak di mana.

“Karena di masa abad 10, Gemekan adalah wilayah dari Watak Padang. Kita harus cari Padang itu masih ada, di sekitar Mojokerto ini. Dimana Padang itu yang radiusnya itu kira-kira tidak terlalu jauh lah. Karena wilayah ini dibawah kekuasaan Padang. Dalam bahasa Jawa Kuno adalah sebuah watak. Watak itu kumpulan dari waluwah, waluwah itu kalau sekarang sama dengan desa. Itu PR (pekerjaan rumah) kita sekrang,” tuturnya.

Seperti wilayah kabupaten. Lutfi menjelaskan, karena di masa itu berkuasa seorang rakai dan rakai tersebut bisa berperan sebagai raja kecil atau saat ini disebut bupati. Terkait agama di Situs Gemekan, menurutnya, Maharaja Mpu Sindok mengayomi semua agama.

“Jumlah prasasti yang beliau (Mpu Sindok, red) keluarkan, itu mengayomi agama Hindu dan Budha. Kalau saya menangkapnya dari sisi itu, toleransi Mpu Sindok itu sangat luar biasa. Dan itu bagi saya tidak kaget. Kalau bicara paling banyak, tidak biasa. Perlu kita pahami, sejak Medang di Jawa Tengah itu antara agama Budha atau Sugata dan agama Siwa atau Hindu itu sudah rukun,” urainya.

Setiap prasasti pasti menunjukkan suatu tempat. Kata Lutfi, prasasti Situs Gemekan menunjukkan tempat bangunan suci atau sima yang dijadikan sumber untuk menghidupkan ritual. “Bangunan suci itu yang kita duga ini (lokasi ekskavasi),” tukasya.

Selain itu, juga menunjukkan nama dari bangunan suci itu, yakni, Prasada. Jika melihat di kamus jawa kuno Prasad memiliki makna bangunan yang menjulang tinggi. Akan tetapi, ia belum bisa memastikan bangunan yang dimaksud menjulang tinggi adalah Situs Gemekan. “Kita belum bisa meyakini kalau bangunan yang menjukang tinggi itu situs Gemekan. Kita akan kaji dulu,” tandasnya.

Seperti diketahui, pada ekskavasi tahap pertama prasasti bertuliskan aksara jawa menjadi temuan yang spektakuler di situs ini. Prasasti berbahan batu andesit itu ditemukan tim ekskavasi BPCB Jatim di Situs Gemekan Rabu (9/2/2022), dimana saat itu tim menggali sudut timur laut candi yang sudah rusak.

Proses ekskavasi yang kedua ini berlangsung hingga 6 Maret mendatang dengan didanai oleh LPM Kaloka Malang, serta didukung oleh Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Mojokerto.

Proses ekskavasi tahap kedua situs Gemekan tidak lain bertujuan untuk menyelamatkan dan mengungkap sejarah situs yang diketahui sebagai era kerajaan Mpu Sindok.