FaktualNews.co

Gelar Unjuk Rasa, PMII Beri Raport Merah ke Bupati Jember

Peristiwa     Dibaca : 1014 kali Penulis:
Gelar Unjuk Rasa, PMII Beri Raport Merah ke Bupati Jember
FaktualNews/Muhammad Hatta/
Caption: Ratusan Mahasiswa PMII Unras di depan Kantor Pemkab Jember.

JEMBER, FaktualNews.co – Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember, Selasa (8/3/2022) siang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemkab Jember.

Dalam aksinya, mahasiswa memberi raport merah kepada Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun).

Menurut Korlap Aksi Muhammad Faqih Al Haramain, secara garis besar, raport merah yang diberikan tersebut menyoal janji politik, dimana banyak isu yang masih belum terlaksana dan dinilai lebih banyak kurang tepat sasaran.

“Seperti salah satunya, soal poin-poin mendasar terkait dengan rencana tata ruang wilayah, ini mohon segera untuk direvisi. Karena tata ruang adalah bagian maping pembangunan Kabupaten Jember,” kata Faqih saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Kemudian kedua, lanjut Faqih, pihaknya mengkhendaki agar Pemkab Jember mencabut rencana untuk merealisasikan BUMD Gunung Sadeng, Kecamatan Puger.

“Karena tidak sesuai peraturan pemerintah Nomor 54 tahun 2017. Bahwa kemudian ketentuan BUMD Gunung Sadeng itu diatur dalam perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Yang itu tertanam, dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Jember. Yang kami tahu, hal itu tidak ada. Karena memang yang melampaui norma-norma yang seharusnya dilakukan,” katanya.

“Ketiga dalam bidang pendidikan, yakni soal tunjangan guru untuk guru swasta. Insentif untuk para guru ngaji, guru pesantren juga. Ini mohon untuk segera di realisasikan juga,” sambungnya.

Kemudian kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua PMII Jember ini, menagih janji politik beasiswa bagi 25 ribu mahasiswa.

“Tapi faktanya, hanya terealisasi 5 ribu saja. Ini tentu tidak menjawab kemudian beberapa hal mengenai janji politik dari bupati,” tegasnya.

Selain berupa tuntutan, lanjut Faqih, PMII Jember juga meninjau soal kinerja dari bupati dan wakil bupati. Dimana menurut ratusan mahasiswa itu, dinilai belum optimal dan terlaksana dengan baik.

“Soal keterlambatan APBD ini jadi penilaian kami, sehingga yang terjadi mengalami devisit sebesar Rp 1 Triliun. Seharusnya tidak sampai terjadi, soal angka kekerasan seksual masih tinggi, soal kesehatan dengan angka stunting tinggi. Mohon agar ada perhatian khusus. Arah, ukuran, parameter, barometermya seperti apa. Ini harus jelas,” bebernya.

“Termasuk merubah komoditas utama buah naga yang dirubah menjadi klengkeng. Ini harus jelas. Karena kan soal buah naga itu, jelas ada di RPJMD yang sudah disahkan,” sambungnya.

Terpisah, menanggapi kritikan dan rapor merah yang disampaikan ratusan mahasiswa itu, Bupati Jember Hendy Siswanto mengaku masih banyak hal yang dilakukannya belum sesuai dengan yang diharapkan.

“Kami akui banyak yang kurang semua, tapi InsyaAllah bersama wabup dan Pemkab Jember untuk memperbaiki apa yang kurang. Tahun 2022 ini harus lebih bagus lagi, apakah semua berhasil dan sempurna tentunya tidak. Tapi perlu dukungan dari semua, PMII atupun semua masyarakat suatu barokah buat saya. Saya siap dikoreksi, apalagi saya juga orang Jember. Apapun yang kami lakukan untuk semua,” ujar Hendy saat menemui ratusan massa aksi.

Hendy juga menyampaikan, ada beberapa poin yang sudah menjadi perhatian dirinya.

“Soal guru ngaji juga kita perhatikan, tapi karena anggaran terbatas kita berproses untuk penuhi. Seperti halnya BPJS itu sudah kita lakukan, ketenagakerjaan, kesehatan, kecelakaan, dan juga kematian. Termasuk tingkat RT/RW itu juga kami berikan. Yang selama ini belum diperhatikan,” ujarnya.

Hendy juga mengakui jika dalam kepemimpinannya membutuhakn waktu untuk melakukan pembenahan.

“Sebelum kami masuk. Memang bukan alasan, saat kita selama 5 tahun (ke belakang) terbelenggu dan banyak kekurangan di Jember. Tapi kami perbaiki satu per satu, tidak cukup waktu (setahun kepemimpinan) ini. Cukup lumayan waktu yang kami butuhkan, tentunya kurang dan pastinya banyak kekurangan. Itu kami lakukan perbaikan untuk lebih baik, kami siap untuk bertabayun dengan siapapun dalam bentuk audiensi, ataupun konstitusi dalam bentuk Unras juga monggo. Bentuk penyampaian pendapat, yang menjadi barokah buat kita semua,” tuturnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid